Ia mengatakan sesuatu yg membuat siapa saja trhanyut jika mendengarnya.
"Bagaimana mungkin ini kebetulan terjadi, seolah takdir menuju pada kita. Awal kali kita bertemu kau membisu untuk ku ajak berkenalan dengan seribu alasan mu yg intiinya dirimu ketakutan tpi ak tau saat di Bandung itu kau menyimpan sejuta memori tentang ku. Dan entah knp kini mulai terungkap dengan sejuta celotehan mu kau ungkapkan suka cita dan duka lara mu trhadap ku. Aku terhanyut raff,, ak tdk sengaja untuk membuka hati mu sehingga kau mencintai ku yg saat ini takdir mempertautkan kau dan aku di Ds Bulang. Maafkan aku ..
Tpi apa bisa ku untuk membalasnya aku bukan yg slama ini kau kenal, banyak kegelapan yg kulewati hingga kulihat kau raff menemukan cahaya dan ak tertunduk. Ini bukan cinta, ini bentuk abdi ku pada Tuhan", kata Shinta yg begitu mencekam.
Shinta meneruskan,"apa senja dapat dilukiskan keaslihannya setelah torehan mata dpt ditipu dengan kamera LSR.'? begitulah dengan tiap orang yg slalu saja beda mempersepsikan antara satu dengan yg lain dgn suatu kecanggihan yg entah kbenarannya.
Kau tak perlu seperti itu Shinta,kini aku hadir bukan untuk sekejap atau sewaktu waktu ketika yg lain pergi atau tinggal. "Kata rahwana"
Lalu ia pergi dengan hasrat keabadian
reff : http://rosadi-rafly.blogspot.com/2015/09/balada-2.html
No comments:
Post a Comment