sumber
Di postingan kece kali ini, sebenernya bukannya mau marah-marah sama tukang becak.
"Tapi kok marah-marah gitu judulnya coy?"
Ya nggak apa-apa, sih. Biar kalau ada yang suka marah-marah sama tukang becak, terutama karena mareka ngerasa tukang becak suka seenaknya sendiri di jalan, nge-klik ni postingan terus baca deh. hehe. Apalagi bisa berbagi pengalaman tentang Dia, dan Tukang Becak.
Sudah cukup basa-basinya. Langsung to the point!
Kamu, pasti suka ngerasa kalau tukang becak suka seenaknya di jalan? Apalagi aku! Pas lagi nyetir motor, buru-buru karena udah telat mau kuliah, tiba-tiba dipersimpangan jalan ada tukang becak motong jalan mau nyebrang seenak hidung mancungnya. Kesel nggak? Kesel kan pasti? Anyel banget biasanya! Rasanya kayak mau maki-maki itu tukang becak pake segala macem umpatan yang ada di otak. Kalau misalnya, amit-amit nih ya? Kecelakaan gimana? Terus kitanya luka parah, dan pak becaknya baik-baik saja. Padahal kecelakaannya kan gegara itu tukang becak seenaknya sendiri nyebrang jalan. Wah, kalau gitu ceritanya sih, bikin tambah kesel kan? Kalau misal karena dia, terjadi kecelakaan, dan yang mati atau yang kenapa-napa dia sendiri sih nggak apa-apa. Tapi kalau kitanya jadi korban? Ya itu namanya minta diapa-apain.
Udah gitu, kalau lagi macet, kadang tukang becak suka seenaknya nyosor-nyosor. Dikira angsa apa nyosor-nyosor? huft! Dan akibat sosor-menyosornya dia itu, tak jarang partner berkendara kita (re: motor/ mobil) jadi terluka. Kan cedih liat mereka lecet-lecet. Hiks.
Udahan deh ya ngomongin kejelekannya tukang becak. Kasian dia makannya keselek mulu. Dibalik betapa 'egois' dan 'tidak mau mengalah'nya tukang becak, ada yang sadar nggak sih kalau tukang becak melakukan itu karena dia nggak mau genjotannya sia-sia? Ada nggak yang sadar betapa beratnya setiap genjotan awal yang dilakukan tukang becak?
"Hah? Sampeyan itu ngompong opo sih?"
Iya, tukang becak kan udah berat-berat tuh genjot pedal becaknya, mereka nggak mau hal itu sia-sia. Kan capek! Pernah ngerasain genjot becak belum? Aku pernah, dan memang berat. Sekuat apapun aku mencoba untuk mengayuhnya, tak sesentipun becak beranjak dari tempatnya. Sedih deh.
Nggak jarang pula kita liat tukang becak umurnya udah nggak muda lagi kan? Dan kalau kita pikirkan lagi, semestinya di umurnya yang sudah tua itu, dia menghabiskan sisa umurnya dengan bahagia bersama cucu-cucunya. Tapi, mereka tetep terus genjot becaknya walau rasanya kempol kakinya udah kayak ditarik-tarik. Demi apa? Cuma demi bisa makan hari itu juga. Makannya buat siapa? Buat anak, istri, menantu, dan cucu-cucunya. CUMA ITU!
Apa lagi, seiring dengan perkembangan zaman, becak sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Mungkin mereka berpikir, "ngapain panas-panas naik becak? Kena asep, kena debu, kalau naik taksi bisa lebih enak. Udah gitu nyaman, dan lebih cepet. Harganya juga nggak mahal-mahal banget." Kalau semua orang mikir gitu, nggak heran tukang becak cuma bisa kipas-kipas capingnya dibawah pohon bringin, sambil nunggu mbah-mbah yang udah tua bawa belanjaan yang Masya Allah banyaknya, minta si tukang becak buat nganter dia. Sehingga, banyak tukang becak yang menganggur.
Nggak jarang tuh, ibu-ibu yang abis dari pasar, bawa belanjaan buanyak banget, udah gitu rumahnya jauh, nawar harganya tukang becak dengan polosnya. Pak, sampai Gentan 15ribu ya? Padahal dia naiknya dari Pasar Legi yang jaraknya lumayan jauh. Naik motor aja butuh sekitar 15 menit, apalagi naik becak? Kalau liat yang kayak gitu, rasanya nggak tega deh.
Pict by: Radit Kece Banget
sumber
Udah ah, nanti aku nangis kalau ngomongin itu. hahaha
Yah, aku harap setelah baca postingan ini, anda sekalian bisa lebih menghargai tukang becak. Rogoh kocek sedikit dalam demi sesuap nasi untuk mereka. Tarik usus lebih panjang untuk membiarkan mereka lewat lebih dulu.
Sekian, kurang lebihnya saya mohon maaf. Saya tunggu komentarnya. Wassalam!
Peluk Cium Kecup Rindu Untuk Seluruh Keluarga Super Indonesia!
Peluk Cium Kecup Rindu Untuk Seluruh Keluarga Super Indonesia!
reff : http://trianayes.blogspot.com/2013/12/emang-kudu-sabar-ye-kalo-sama-tukang.html
EmoticonEmoticon