Lucu Ader - Ini Nehhh Cara tur GAJI Agar Tak Ada Istilah "TANGGAL TUA" Unik
Para pekerja atau karyawan tentunya 'akrab' dengan istilah 'tanggal muda' dan 'tanggal tua'. Tanggal muda mengacu pada kondisi keuangan ketika seseorang baru menerima gaji bulanan. Pada periode ini, biasanya gaya hidup lebih 'mewah' dan bisa berbelanja tanpa banyak berpikir.
Sementara istilah tanggal tua, berarti keuangan sudah mulai menipis karena terlanjur sudah banyak terpakai di tanggal muda. Gaya hidup pun jadi lebih 'sederhana' dan mulai hemat, hingga waktu turun gaji kembali tiba.
Kenapa harus ada tanggal muda dan tanggal tua? Tak sanggupkah kita, terutama kaum wanita hanya memiliki tanggal muda saja selama sebulan penuh? Jawabannya, sangat bisa. Ini dia caranya seperti yang dipaparkan perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie, SE., MCom., GCertFP, CFP.
1. Wajib Punya 3 Rekening Bank
Cara paling mudah untuk lepas dari tanggal tua adalah memiliki minimal tiga rekening bank. Satu rekening untuk masuk-keluarnya gaji bulanan dan kebutuhan rutin, rekening kedua untuk tabungan sekaligus investasi dan ketiga untuk bersenang-senang. Dengan begitu gaji Anda tidak akan langsung habis tanpa jejak dalam hitungan kurang dari sebulan saja. Anda juga jadi lebih mudah mengatur aliran dana.
"Bahayanya jika hanya punya satu tabungan, kita cenderung cepat menghabiskannya dalam satu waktu karena melihat nominalnya banyak. Saat dana di rekening itu habis, we have nothing," ucap Prita saat diskusi 'Literasi Keuangan: Perempuan dalam Perencana Keuangan Keluarga' yang diadakan PT Asuransi Cigna di Hong Kong Cafe, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2014).
2. Cermat dan Bijak Berutang
Bagi pengguna kartu kredit, biasakanlah untuk menggunakannya dengan bijak. Bayar lunas saat jatuh tempo, hindari pembayaran minimum karena bunga akan semakin bertumpuk tiap bulannya, sementara penggunaan kartu kredit terus dilakukan. Pahami juga tanggal cetak dan tanggal jatuh tempo, hindari membayar setelah tanggal tersebut karena akan dikenakan denda keterlambatan yang jumlahnya tidak sedikit.
Idealnya, Anda perlu memiliki dua kartu kredit yang digunakan untuk keadaan darurat dan operasional. "Keadaan darurat ini yang sifatnya musibah, bukan'darurat' karena ada diskon midnight sale yang hanya dua hari lalu dipaksa untuk digunakan. Itu salah," tegas Prita.
Pilihlah layanan kartu kredit yang memberi banyak penawaran diskon dan point reward. Gunakan diskon dan point reward dengan cerdas, bukan menjadi dasar belanja. Misalnya untuk mendapatkan diskon liburan atau membeli benda yang memang sedang dibutuhkan.
3. Cerdas Berbelanja
Wanita biasanya sulit lepas dari keinginan berbelanja untuk menunjang gaya hidup. Entah itu pakaian, kosmetik maupun aksesori. Bukan kebutuhan primer memang, namun wanita perlu memberikan 'penghargaan' kepada diri sendiri, setelah setiap hari bekerja dari pagi hingga malam. Namun tahukah Anda, bahwa apa yang tiap bulannya Anda belanjakan ternyata tidak semuanya benar-benar digunakan secara maksimal?
Data statistik menunjukkan bahwa wanita hanya akan menggunakan 21 persen dari hasil belanjaannya dalam hal pakaian dan aksesori. Sebagai contoh, Anda memiliki budget belanja tiap bulannya Rp 2 juta namun nilai yang benar-benar Anda pakai sebenarnya hanya Rp 420 ribu. Maka alangkah baiknya jika Anda memilah dengan teliti, barang apa yang akan sering Anda pakai dan tidak.
"Wanita punya banyak sepatu, tas, tapi seringkali yang rutin mereka pakai hanya beberapa item saja. Sedangkan lainnya jarang, tidak pernah dipakai, bahkan mungkin ada baju di dalam lemari yang tag harganya belum dilepas. Dari 100 persen pembelanjaan, yang dipakai hanya 21 persen saja. Lalu 79 persennya? Hilang begitu saja," ujar Prita.
Oleh karena itu cerdas lah dalam membeli. Pikir dengan matang sebelum menuju ke kasir dan membayar belanjaan Anda. Pertimbangkan kegunaannya, sesuaikan dengan gaya personal Anda. Bukan karena sekadar 'lapar mata', sedang tren atau diskon. Sisa dari 79 persen itu bisa Anda alokasikan untuk investasi atau tabungan darurat.
4. Buat Pos Sendiri untuk Belanja
Alangkah baiknya jika Anda memiliki budget sendiri untuk belanja yang sifatnya gaya hidup atau bersenang-senang. Bahkan jika perlu buat rekening sendiri khusus untuk itu. Prita menyebutnya sebagai 'Magical Shopping Account'. Anda bisa menggunakannya untuk belanja keperluan pribadi, pengeluaran salon, penyaluran hobi, makan di restoran favorit atau hang out bersama teman. Tapi tentunya dana ini jangan dijadikan sebuah kewajiban. Penuhi dulu kebutuhan primer Anda (kebutuhan hidup bulanan, dana darurat, asuransi, tabungan, investasi) jika ada sisa, baru alokasikan ke dana khusus untuk 'hidup mewah'.
Sumber:http://www.kumpulberita.com/
reff : http://lucuader.blogspot.com/2015/12/ini-nehhh-cara-tur-gaji-agar-tak-ada.html
Para pekerja atau karyawan tentunya 'akrab' dengan istilah 'tanggal muda' dan 'tanggal tua'. Tanggal muda mengacu pada kondisi keuangan ketika seseorang baru menerima gaji bulanan. Pada periode ini, biasanya gaya hidup lebih 'mewah' dan bisa berbelanja tanpa banyak berpikir.
Sementara istilah tanggal tua, berarti keuangan sudah mulai menipis karena terlanjur sudah banyak terpakai di tanggal muda. Gaya hidup pun jadi lebih 'sederhana' dan mulai hemat, hingga waktu turun gaji kembali tiba.
Kenapa harus ada tanggal muda dan tanggal tua? Tak sanggupkah kita, terutama kaum wanita hanya memiliki tanggal muda saja selama sebulan penuh? Jawabannya, sangat bisa. Ini dia caranya seperti yang dipaparkan perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie, SE., MCom., GCertFP, CFP.
1. Wajib Punya 3 Rekening Bank
Cara paling mudah untuk lepas dari tanggal tua adalah memiliki minimal tiga rekening bank. Satu rekening untuk masuk-keluarnya gaji bulanan dan kebutuhan rutin, rekening kedua untuk tabungan sekaligus investasi dan ketiga untuk bersenang-senang. Dengan begitu gaji Anda tidak akan langsung habis tanpa jejak dalam hitungan kurang dari sebulan saja. Anda juga jadi lebih mudah mengatur aliran dana.
"Bahayanya jika hanya punya satu tabungan, kita cenderung cepat menghabiskannya dalam satu waktu karena melihat nominalnya banyak. Saat dana di rekening itu habis, we have nothing," ucap Prita saat diskusi 'Literasi Keuangan: Perempuan dalam Perencana Keuangan Keluarga' yang diadakan PT Asuransi Cigna di Hong Kong Cafe, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (20/11/2014).
2. Cermat dan Bijak Berutang
Bagi pengguna kartu kredit, biasakanlah untuk menggunakannya dengan bijak. Bayar lunas saat jatuh tempo, hindari pembayaran minimum karena bunga akan semakin bertumpuk tiap bulannya, sementara penggunaan kartu kredit terus dilakukan. Pahami juga tanggal cetak dan tanggal jatuh tempo, hindari membayar setelah tanggal tersebut karena akan dikenakan denda keterlambatan yang jumlahnya tidak sedikit.
Idealnya, Anda perlu memiliki dua kartu kredit yang digunakan untuk keadaan darurat dan operasional. "Keadaan darurat ini yang sifatnya musibah, bukan'darurat' karena ada diskon midnight sale yang hanya dua hari lalu dipaksa untuk digunakan. Itu salah," tegas Prita.
Pilihlah layanan kartu kredit yang memberi banyak penawaran diskon dan point reward. Gunakan diskon dan point reward dengan cerdas, bukan menjadi dasar belanja. Misalnya untuk mendapatkan diskon liburan atau membeli benda yang memang sedang dibutuhkan.
3. Cerdas Berbelanja
Wanita biasanya sulit lepas dari keinginan berbelanja untuk menunjang gaya hidup. Entah itu pakaian, kosmetik maupun aksesori. Bukan kebutuhan primer memang, namun wanita perlu memberikan 'penghargaan' kepada diri sendiri, setelah setiap hari bekerja dari pagi hingga malam. Namun tahukah Anda, bahwa apa yang tiap bulannya Anda belanjakan ternyata tidak semuanya benar-benar digunakan secara maksimal?
Data statistik menunjukkan bahwa wanita hanya akan menggunakan 21 persen dari hasil belanjaannya dalam hal pakaian dan aksesori. Sebagai contoh, Anda memiliki budget belanja tiap bulannya Rp 2 juta namun nilai yang benar-benar Anda pakai sebenarnya hanya Rp 420 ribu. Maka alangkah baiknya jika Anda memilah dengan teliti, barang apa yang akan sering Anda pakai dan tidak.
"Wanita punya banyak sepatu, tas, tapi seringkali yang rutin mereka pakai hanya beberapa item saja. Sedangkan lainnya jarang, tidak pernah dipakai, bahkan mungkin ada baju di dalam lemari yang tag harganya belum dilepas. Dari 100 persen pembelanjaan, yang dipakai hanya 21 persen saja. Lalu 79 persennya? Hilang begitu saja," ujar Prita.
Oleh karena itu cerdas lah dalam membeli. Pikir dengan matang sebelum menuju ke kasir dan membayar belanjaan Anda. Pertimbangkan kegunaannya, sesuaikan dengan gaya personal Anda. Bukan karena sekadar 'lapar mata', sedang tren atau diskon. Sisa dari 79 persen itu bisa Anda alokasikan untuk investasi atau tabungan darurat.
4. Buat Pos Sendiri untuk Belanja
Alangkah baiknya jika Anda memiliki budget sendiri untuk belanja yang sifatnya gaya hidup atau bersenang-senang. Bahkan jika perlu buat rekening sendiri khusus untuk itu. Prita menyebutnya sebagai 'Magical Shopping Account'. Anda bisa menggunakannya untuk belanja keperluan pribadi, pengeluaran salon, penyaluran hobi, makan di restoran favorit atau hang out bersama teman. Tapi tentunya dana ini jangan dijadikan sebuah kewajiban. Penuhi dulu kebutuhan primer Anda (kebutuhan hidup bulanan, dana darurat, asuransi, tabungan, investasi) jika ada sisa, baru alokasikan ke dana khusus untuk 'hidup mewah'.
Sumber:http://www.kumpulberita.com/
reff : http://lucuader.blogspot.com/2015/12/ini-nehhh-cara-tur-gaji-agar-tak-ada.html
EmoticonEmoticon