"Pah, itu ada tikus," ujar Khaira.
Mendengar putri saya itu, seketika saya langsung menghentikan aktivitas saya: mengetik. Seekor tikus tergeletak di sebuah papan yang sudah ditaburi lem tikus. Putri saya menggeser badannya. Ia nampak geli.
"Kayaknya masih hidup.."
Iya, tikus itu masih hidup. Tetapi separuh badannya sudah lengket di papan yang berisi lem itu. Si tikus masih coba usaha melepaskan diri. Tapi tak jelas mampu.
Saya adalah pria yang takut pada tikus. Barangkali tak tepat dikatakan takut ya, tetapi geli. Setiap ada bangkai tikus di rumah, saya selalu minta pembantu saya untuk membuangnya. Kini, sang pembantu sudah tak ada di rumah. Jadi, mau tak mau tikus hidup yang terperangkap itu harus saya yang membuangnya.
Dengan rasa jijik, saya pun mencari plastik. Plastik ini untuk memasukkan tikus tersebut. Di tengah usaha saya memasukkan papan yang ada tikusnya itu, istri saya datang.
"Tadi kayaknya belum ada (tikusnya)?"
"Berarti tikusnya baru terperangkap," ujar saya sambil terus berusaha memasukkan papan berisi tikus ke plastik.
Alhamdulillah, dengan "penuh perjuangan", saya berhasil memasukkan tikus ke plastik dan segera membuangnya.
Kejadian tikus yang terperangkap ini menarik. Kenapa? Yakni saat putri saya sedang menyaksikan film Ratatouille di Indovision. Anda tahu kan film Ratatouille? Film ini mengisahkan seekor tikus dan seorang pria. Pria ini terbantu dengan seekor tikus, karena tikus tersebut "mengendalikan" si pria saat memasak di sebuah restoran.
Entah kenapa tikus di rumah terperangkap di saat film Ratatouille diputar. Saya berpikir, jangan-jangan tikus di rumah pengen nonton film tersebut, tetapi lupa ada jebakan yang kami pasang. Walhasil, apes lah hidup tikus kami di rumah. Oh iya, tikus ini adalah satu-satunya tikus yang sudah lama kami buru dan alhamdulillah pagi ini berhasil terjebak.
reff : http://brillianto-jaya.blogspot.com/2015/10/tikus-di-rumah-dan-film-ratatouille.html
Mendengar putri saya itu, seketika saya langsung menghentikan aktivitas saya: mengetik. Seekor tikus tergeletak di sebuah papan yang sudah ditaburi lem tikus. Putri saya menggeser badannya. Ia nampak geli.
"Kayaknya masih hidup.."
Iya, tikus itu masih hidup. Tetapi separuh badannya sudah lengket di papan yang berisi lem itu. Si tikus masih coba usaha melepaskan diri. Tapi tak jelas mampu.
Saya adalah pria yang takut pada tikus. Barangkali tak tepat dikatakan takut ya, tetapi geli. Setiap ada bangkai tikus di rumah, saya selalu minta pembantu saya untuk membuangnya. Kini, sang pembantu sudah tak ada di rumah. Jadi, mau tak mau tikus hidup yang terperangkap itu harus saya yang membuangnya.
Dengan rasa jijik, saya pun mencari plastik. Plastik ini untuk memasukkan tikus tersebut. Di tengah usaha saya memasukkan papan yang ada tikusnya itu, istri saya datang.
"Tadi kayaknya belum ada (tikusnya)?"
"Berarti tikusnya baru terperangkap," ujar saya sambil terus berusaha memasukkan papan berisi tikus ke plastik.
Alhamdulillah, dengan "penuh perjuangan", saya berhasil memasukkan tikus ke plastik dan segera membuangnya.
Kejadian tikus yang terperangkap ini menarik. Kenapa? Yakni saat putri saya sedang menyaksikan film Ratatouille di Indovision. Anda tahu kan film Ratatouille? Film ini mengisahkan seekor tikus dan seorang pria. Pria ini terbantu dengan seekor tikus, karena tikus tersebut "mengendalikan" si pria saat memasak di sebuah restoran.
Entah kenapa tikus di rumah terperangkap di saat film Ratatouille diputar. Saya berpikir, jangan-jangan tikus di rumah pengen nonton film tersebut, tetapi lupa ada jebakan yang kami pasang. Walhasil, apes lah hidup tikus kami di rumah. Oh iya, tikus ini adalah satu-satunya tikus yang sudah lama kami buru dan alhamdulillah pagi ini berhasil terjebak.
reff : http://brillianto-jaya.blogspot.com/2015/10/tikus-di-rumah-dan-film-ratatouille.html
EmoticonEmoticon