Catatan Perjalanan : Peternakan Kambing Perah di Kaki Gunung Manglayang

Kelompok Tani Mekar Harapan (Kambing Perah)



Ketua :
Bapak Didin Muhidin
Jumlah anggota :
3 orang
Populasi kambing :
70 ekor / hamparan
Luas lahan :
30 ha (di kaki gunung Manglayang)


Breed kambing yang dipelihara :
Peranakan Saanen ( Saanen X Kacang / Senduro), Peranakan Etawa ( Ettawa X Kacang / Senduro ) , Peranakan Alpen ( Alpen X Kacang / Senduro ), Jawa Randu (Ettawa X Kacang ), Senduro , Sapera ( Saanen X Peranakan Alpen)

Kandang :
Permanen, Semi Permanen, Tradisional
Prestasi :
Juara 2 Tingkat Nasional Tani Ternak Kambing Perah
Pakan :
Pakan menggunakan rumput lapang, rumput gajah, legume, ampas tahu, dan daun jati putih yang ditanam sendiri atau didapat dari daerah sekitar. Selain itu Bapak Didin pun membuat sendiri jamu ternak herbal dari berbagai bahan fitofarmaka untuk mendongkrak performans ternak.
Produk unggulan :
Susu kambing segar dan kefir susu kambing ( sabun ? sudah tidak memproduksi lagi )
Produk Sampingan :
feses domba, pupuk organic domba, dan jamu ternak herbal
Penjualan Produk :
Agen / Reseller dan Konsumen

Sejarah Awal KT :
Pada tahun 2002 kelompok ini didirikan dan bernama kelompok tani penghijauan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil dari perbaikan lahan kritis di kaki Gunung Manglayang. Namun Bapak Didin melihat bahwa hasil pertanian yang didapat kebutuhannya berebut dengan kebutuhan konsumsi sapi perah. Pada tahun 2008 Bapak Didin Muhidin terpilih menjadi ketua Kelompok Tani Penghijauan yang berganti nama menjadi Kelompok Tani Mekar Harapan, pada tahun ini pula Bapak Didin melakukan inovasi dengan menggalakan penanaman jati putih untuk diambil kayu dan daunnya. Kayu jati putih ini memiliki nilai ekonomis tinggi, sedangkan daunnya dapat dijadikan pakan ternak yang murah dan mudah didapat. Pemeliharaan ternak kambing perah di Kelompok Tani Mekar Harapan merupakan pola integrasi peternakan dan perkebunan yang saling memberi manfaat.

Alasan Memlih Komoditas :
Pada awalnya Bapak Didin melihat kakaknya yang mengalami komplikasi penyakit dan sulit sekali mendapat kesembuhan walaupun sudah mencoba berbagai cara baik medis atapun herbal. Melihat khasiat susu kambing yang sangat bermanfaat bapak didin akhirnya membeli susu kambing dari luar daerah untuk kakaknya. Setelah rutin mengkonsumsi susu kambing akhirnya kakak bapak didin mendapat kesembuhan atas penyakitnya. Bapak Didin pun mendapat inspirasi untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar saat melihat kondisi masyarakat yang beternak sapi perah tidak dapat berhasil dan mencapai kesejahteraan, karena usaha sapi perah yang ada di Cilengkrang saat itu sudah tidak menguntungkan bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dari dua kejadian tersebut bapak didin mendapat inspirasi untuk mulai mencoba memelihara kambing perah dengan populasi awal 5 ekor.
Ternak kambing pertama yang dipelihara adalah bangsa peranakan ettawa, namun kenyataannya kambing PE tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di kaki Gunung Manglayang. Hal tersebut menyebabkan performans kambing PE menjadi tidak maksimal, selain itu kurang lengkapnya recording menyebabkan banyaknya terjadi inbreeding yang akan menyebabkan turunnya mutu genetic kambing PE dan menyebabkan penyakit genetic yang sulit ditanggulangi yang berujung pada kematian.
Kondisi sulit saat itu menyebabkan Bapak Didin sempat terpuruk hingga tahun 2011 dan kembali bangkit di tahun 2012 dengan melakukan inovasi baru yaitu ?Improvisasi Genetic?, inovasi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keturunan dari persilangan kambing-kambing yang memiliki sifat unggul. Hasil dari improvisasi ini dapat meningkatkan produksi susu dari anakan hasil persilangan serta memiliki daya adaptasi tinggi.

Kendala :
Perizinan indutri pengolahan yang sulit, dinas terkait yang awalnya memberi bimbingan namun setelah menciptakan produk uunggul yang lebih baik dinas terkait seakan lepas tangan. Selain itu banyak oknum yang selalu mengancam dan memeras saat ada kemajuan dari KT. Mekar Harapan seperti saat adanya pengolahan sabun susu kambing.

Pesan :
Jadilah peternak mandiri.

Harga produk (April 2015) :
1.       Susu kambing @ 200ml = Rp. 8000,-
2.       Kefir @ 320 ml = Rp. 25000,-
3.       Harga kambing PS @ dara = Rp. 3000000,-
@ darbun = Rp. 4000000,-
@ laktasi = Rp. 5000000,-
4.       Harga kambing PE @ dara = Rp. 2000000,-
@ darbun = Rp. 3000000,-

@ laktasi = Rp. 4000000,-







reff : http://firdausfarm.blogspot.com/2015/06/catatan-perjalanan-peternakan-kambing.html


Video yang berkaitan dengan Catatan Perjalanan : Peternakan Kambing Perah di Kaki Gunung Manglayang


Related Post

Previous
Next Post »