Media sosial sekarang ini bisa jadi sarana untuk melakukan gerakan atau protes terhadap ketidakpuasan. Banyak kasus aduan yang menjadi viral akibat kekuatan media sosial baik Facebook, Twitter, atau Path. Jika sudah menjadi isu nasional, mau tak mau pihak yang diadukan akan memberikan klarifikasi bahkan meminta maaf kepada pihak pengadu.
Media sosial juga bisa membuat beberapa penggunanya menjadi pesakitan akibat dari apa yang mereka unggah. Tidak hanya berurusan dengan polisi, ada juga yang jadi korban main hakim sendiri warga yang merasa tersinggung oleh postingannya.
Berikut ini contoh bagaimana kekuatan media sosial, yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/9)
1. Kasus kecurigaan konsumen Indomie
Media sosial juga bisa membuat beberapa penggunanya menjadi pesakitan akibat dari apa yang mereka unggah. Tidak hanya berurusan dengan polisi, ada juga yang jadi korban main hakim sendiri warga yang merasa tersinggung oleh postingannya.
Berikut ini contoh bagaimana kekuatan media sosial, yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/9)
1. Kasus kecurigaan konsumen Indomie
Beberapa bulan lalu, seorang pengguna Facebook bernama Lidya Lohardjo memposting kecurigaan temannya terkait produk Indomie. Ada beberapa perbedaan pada rasa, bungkus bumbu, dan susunannya. Postingan yang menjadi viral itupun mendapat tanggapan dari pihak Indomie yang mengatakan bahwa produk mereka aman selama tidak terjadi kerusakan pada kemasan. Indomie bisa dikonsumsi sebelum tanggal kedaluarsa dan dibeli dari toko-toko yang menjadi pengecer resmi Indomie.
2. Kasus Meses Ceres berbelatung
Selasa (15/9) seorang ibu melalui Facebooknya memposting pengaduan kepada produsen meses Ceres bahwa Ia membeli ceres pada sebuah toko serba ada. Meski tanggal kedaluarsa masih lama, ia menemukan sejumlah belatung di dalam kemasan. Postingan itupun menjadi viral dan mendapat banyak tanggapan, termasuk dari pihak Ceres. Melalui balasan yang ditulis di Facebooknya, pihak Ceres mengatakan akan menindaklanjuti laporan itu.
3. Kasus seorang Ibu yang terusir oleh perokok di kedai J-Co di sebuah Mall di Jakarta
3. Kasus seorang Ibu yang terusir oleh perokok di kedai J-Co di sebuah Mall di Jakarta
Kenyamanan seorang Ibu terganggu saat seorang perokok ingin merokok di dalam kedai donat JCO di sebuah mall di Jakarta. Selain memaki-maki dengan kata kasar, perokok tersebut melanggar peraturan tentang larangan merokok di fasilitas umum yang dikeluarkan pihak Pemprov DKI Jakarta.
Ironisnya, manajemen JCO setempat malah membela si perokok tersebut. Kesal dengan perlakuan yang diterima, ia menulis petisi online di change.org yang ditujukan kepada JCO, Pengelola Mall dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Cahaya Purnama.
Petisi online itupun mendapat dukungan dari 5000 lebih orang dan mendapat tanggapan dari Ahok yang mengeluarkan ancaman mencabut izin Mall terkait.
4. Kasus Florence hina warga Yogyakarta
Masih ingat Florence, mahasiswa S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta? Ya, Florence harus berurusan dengan kepolisian karena dilaporkan oleh warga Yogyakarta terkait postingan di Path yang dianggap menghina warga Yogya. Capture postingan tersebut menyebar luas di media sosial dan menyulut amarah warga yang merasa dilecehkan oleh Florence
5. Kasus Penghinaan kota dan warga Samarinda
Gara-gara menulis status di akun Facebook yang dianggap menghina warga dan Kota Samarinda, Anto (23) yang bekerja di sebuah tempat pencucian di Samarinda itu babak belur dipukuli warga. Ia menulis "Gua bingung sama mahluk" di Samarinda masih chaos abieeess apa lagi di tambah nyampahnya orang" timor yang sok tau hadeh" Samarinda" kapan majunya semua dari style & lagu"nya pada demen lagu" cengeng hadeh".....alay" berserakkan".
Lagi-lagi, capture postingan itu dengan cepat menyebar di media sosial. Alhasil warga Samarinda marah dan berbuntut terjadi kasus pemukulan yang menimpa Anto.
SUMBER : http://www.brilio.net/news/5-kasus-ini-pernah-hebohkan-jagat-media-sosial-150918d.html
reff : http://reviantri.blogspot.com/2015/09/5-kasus-ini-pernah-hebohkan-jagat-media.html
EmoticonEmoticon