FIELD RESEARCH TENTANG MATA PENCAHARIAN JAWA TENGAH DI MUSEUM RONGGO WARSITO






MATA PENCAHARIAN JAWA TENGAH


       I.            PENDAHULUAN
                        Jawa Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Dan di Jawa Tengah sendiri terdiri dari berbagai kabupaten dan kota. Banyak sekali kekayaan alam yang dimiliki di dalamnya, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan baik. Ada berbagai macam pekerjaan atau mata pencaharian yang ada di masyarakat Jawa Tengah.
Di Jawa Tengah sendiri ada mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana, yang biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam. Contohnya pertanian, perkebunan, dan peternakan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti jasa, transportasi, dan pariwisata. Disini kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang berbagai macam mata pencaharian masyarakat Jawa Tengah yang telah kami amati pada saat berkunjung di museum Ronggowarsito.
    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja macam-macam mata pencaharian di Jawa Tengah ?
2.      Apa saja macam-macam alat yang digunakan masyarakat Jawa Tengah dalam bekerja ?

 III.            HASIL PENGAMATAN
1.)    Pertanian
Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan. Indonesia yang merupakan negara agraris mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Sistem bercocok tanam (pertanian) muncul melalui suatu proses, sebagai bukti dapat dilihat dari kesederhanaan bentuk alat-alat yang digunakan, cara menanam dan jenis tanaman yang ditanam. Hal ini dilakukan secara turun menurun untuk masyarakat yang hidup dari pertanian tersebut. Pertanian sendiri sudah dikenal kurang lebih 10.000 tahun yang lalu.
Adapun alat-alat pertanian yaitu seperti : bajak, ani-ani, caping, sabit.
Description: C:\Users\user\Documents\RonggoWarsitho\ibj\100_1124 - Copy.JPG

2.)    Nelayan
Negara kita kaya akan potensi perikanan. Selain memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, Indonesia juga memiliki sumber air darat yang melimpah. Semua potensi tersebut dapat digunakan untuk mendukung sektor perikanan. Sehingga dalam hal ini, mayoritas masyarakat di Indonesia termasuk masyarakat di Jawa Tengah banyak yang bekerja sebagai nelayan.
Kehidupan nelayan merupakan kehidupan keras dan berat, kepada laut hidupnya digantungkan. Nelayan identik dengan laut, mereka melaut pada sore hari bersamaan angin darat dan pulang di pagi hari bersamaan angin laut. Nelayan harus menguasai ilmu perbintangan, iklim, cuaca, arah angin, dan kondisi perairan sebelum melaut.
Description: C:\Users\user\Documents\RonggoWarsitho\ibj\100_1116 - Copy.JPG
     Secara tradisional, para nelayan biasanya menggunakan perahu-perahu kecil dalam melakukan pekerjaannya, nelayan juga memerlukan suatu alat bantu untuk menangkap ikan. Pada awalnya nelayan hanya menggunakan alat bantu ?Gogo atau Gogoh?. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman alat-alat tersebut sudah mulai canggih. Ada berbagai macam peralatan yang digunakan contohnya seperti : pancing, jala, sero, wuwu, kepis, seser, ajug, anlo, bagan, ental.
Description: C:\Users\user\Documents\RonggoWarsitho\ibj\100_1114 - Copy.JPG
3.)    Pembuat keris
Description: E:\AlbUuumM\NeW_ShuRoH\RonggoWarsitho\100_1180.JPG
Keris Merupakan karya adi luhung nenek moyang bangsa Indonesia telah lekat dalam alam pikir serta kehidupan masyarakat Indonesia. Keris dengan segala aspeknya telah menjadi salah satu pedoman berperilaku individual, sosial, bernegara dan berkeTuhanan. Oleh karena itu, nilai dunia perkerisan telah berperan membentuk mentalitas bangsa Indonesia yang berkarakter budaya.
Nilai sebuah keris yang tersirat maupun yang tersurat begitu indah dan Agung, kini mulai surut atau terpinggirkan. Tata nilai dalam perkerisan seringkali dipandang dari satu sisi saja dan tidak secara utuh, bahkan cenderung bersifat secara mistis yang ditonjolkannya, sehingga hal ini menjadi pembiasaan pemahaman.
Oleh karena itu, selayaknyalah pengetahuan dan informasi tentang keris dibuka selebarnya kepada masyarakat luas agar mereka dapat memahami sebagaimana mestinya, selain itu kecintaan dan kebanggaan dari masyarakat terhadapkeris sangat dibutuhkan. Sebab melalui hal itu, merekan akan terdorong untuk melestarikan buah karya adi luhung nenek moyang kita.

Description: E:\AlbUuumM\NeW_ShuRoH\RonggoWarsitho\100_1179.JPG
Besalen adalah tempat kerja tradisional untuk membuat keris, tombak atau senjata pusaka lainnya. Umumnya besalen ukuran 4x6 M atap dibuat tinggi dan sebagian dinding terbuka. Letak besalen biasanya tidak jauh dari rumah sang empu / pembuat keris. Didalam besalen ini terdapat alat kerja seperti paron, palu, abuban untuk meniup prapen dengan model pengapian isap tekan.
Description: E:\AlbUuumM\NeW_ShuRoH\RonggoWarsitho\100_1182.JPG

4.)    Pembuat gerabah
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia. Gerabah telah diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam.
Cara pembuatannya:
1.      Pengambilan tanah liat.
2.      Persiapan tanah liat (disiram air hingga basah, kemudian didiamkan selama 1-2 hari).
3.      Proses pembentukan
4.      Penjemuran.
5.      Pembakaran.
6.      Penyempurnaan.
Daerah yang banyak menghasilkan gerabah / tembikar antara lain : kasongan dan pundong (Yogyakarta).
Description: E:\AlbUuumM\NeW_ShuRoH\RonggoWarsitho\100_1126.JPG
 IV.            ANALISIS BUDAYA JAWA
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak kekayaan sumber daya alam, sehingga masyarakat dapat menggunakan sumber daya alam tersebut sebagai sumber mata pencaharian. Di Jawa sendiri banyak berbagai macam mata pencaharian, contohnya saja seperti pertanian, nelayan, peternakan, pertambangan, perdagangan, perindustrian, dan masih banyak yang lainnya.
Berbagai macam mata pencaharian tersebut memberikan kehidupan dan kemakmuran bagi masyarakat Jawa sendiri. Dan di Jawa juga banyak sekali terdapat peninggalan zaman pra sejarah mengenai mata pencaharian masyarakat Jawa yang berupa peralatan-peralatan dan sebagainya. Di Jawa mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan karena Indonesia merupakan negara agraris dan maritim.  
    V.            KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan kami di museum Ronggowarsito tentang mata pencaharian di pulau Jawa dapat disimpulkan sebagai berikut : macam-macam mata pencaharian, apa saja alat-alat yang digunakan, serta sejarah yang terdapat di dalamnya.  Macam- macam mata pencaharian tersebut antara lain :
-          Pertanian merupakan usaha pengolahan tanah untuk pembudidayaan tanaman pangan. Alat-alat yang digunakan antara lain : bajak, ani-ani, caping, sabit.
-          Nelayan, kehidupan nelayan merupakan kehidupan keras dan berat, kepada laut hidupnya digantungkan. Alat-alat yang digunakan antara lain :  pancing, jala, sero, wuwu, kepis, seser, ajug, anlo, bagan, ental.
-          Pembuat keris, alatnya seperti besalen.
-          Pembuat gerabah.











reff : http://oktagreengirl.blogspot.com/2013/07/field-research-tentang-mata-pencaharian.html


Video yang berkaitan dengan FIELD RESEARCH TENTANG MATA PENCAHARIAN JAWA TENGAH DI MUSEUM RONGGO WARSITO


Related Post

Previous
Next Post »