Selamat bertemu kembali Sobat semua !, saya harap Sobat semua masih dalam keaadaan sehat dan bahagia. Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang sambungan 2 - Lakon 1 Hari 11 Mata di Kepala."
DI SEBUAH KAMAR TIDUR. TIDAK BESAR, HANYA 2 x 2 METER.
SEBUAH TEMPAT TIDUR KECILDI BAGIAN KIRI DENGAN SELIMUT DAN BANTAL YANG BERANTAKAN. WARNA SURAM DI SEKITAR TEMPAT TIDUR ITU. SESEORANG DUDUK DI TEPI TEMPAT TIDUR DENGAN WAJAH YANG MENUNDUK. TUBUHNYA SEDANG, BAHKAN AGAK KECIL. TAK ADA WARNA LAIN SELAIN HITAM DI SEKUJUR TUBUH ITU. SEPERTI SILUET.
SEBUAH GANTUNGAN PAYUNG DAN TOPI. TELEVISI 12 INCI YANG MENYALA DENGAN GAMBAR YANG BURAM. SUARA BERISIKNYA MENJADI SATU-SATUNYA MUSIK DI RUANG TIDUR ITU. SEBUAH KACA KECIL MENEMPEL DI DINDING TENGAH, DENGAN SALAH SATU UJUNGNYA YANG SUDAH PICAH. SEBUAH SISIR MENGGANTUNG, PENCUKUR JENGGOT, BOTOL PEWANGI YANG TERBUKA.
LAMPU AGAK TERANG DI SEPUTAR KACA ITU, BERASAL DARI LAMPU BACA DI MEJA KERJA YANG MENYOROT KE ARAHNYA. TAMPAK BOTOL PEWANGI ITU SEPERTI BERGESER PERLAHAN. HMPIR TAK TERLIHAT DAN TAK TERASA, BOTOL ITU MENGGESER KE TEPI KACA TEMPATNYA BERADA. HINGGA KEMUDIAN, WUSSS, PRANG! BOTOL ITU JAUH DAN PECAH DI LANTAI. BAU HARUM YANG ANEH, SEMACAM BAU LAUT BERCAMPUR BAU MELATI DAN SUP JAGUNG PANAS MEREBAK, MENYERBU HALUS SEMUA BULU HIDUNG PENONTON YANG PEKA.
LALU HENING, SEKIAN LAMA. LAMPU SEPERTI PINDAH KE SEBELAH CERMIN, DI MANA SEBUAH PINTU TIBA-TIBA TERBUKA PERLAHAN. LALU TERDENGAR SUARA KEMERCIK AIR, SIKAT GIGI YANG DIGOSOKKAN, DAN BUNYI-BUNYI SESEORANG YANG SEDANG MENGGOSOK GIGINYA. KEMBALI AIR DARI SHOWER TERDENGAR. LALU MATI. DAN PINTU TERTUTUP KEMBALI SENDIRI.
DAN HENING KEMBALI. TAK ADA WAKTU.
HINGGA SOSOK SILUET DI KASUR TAMPAK MENGGERAKKAN TUBUHNYA DENGAN GERAKAN YANG SANGAT KECIL DAN SEDERHANA.
IA KINI TAMPAK MENEGAKKAN TUBUHNYA. TERDIAM SESAAT. MENGHELA NAFAS. HIDUP YANG MULAI HIDUP. SEJARAH YANG DIAWALI. SESEORANG ITU MENGAMBIL SEBATANG ROKOK DARI KANTONGNYA, TEPAT DI SAAT CAHAYA BURAM MULAI MENIMPA WAJAHNYA DAN PERLAHAN MEMENUHI SELURUH TUBUHNYA. MASIH CUKUP SURAM.
SUARA KOREK API, KEMERETEK SIGARET, SEDOTAN ASAP DAN HEMBUSAN ASAP YANG KELUAR PERLAHAN, MENJADI NEBULA DI SEPUTAR KESURAMAN SESEORANG INI. BEBERAPA IA KALI MENYEDOT DAN MENGHEMBUSKAN NAFAS.
SAMPAI KEMUDIAN IA MENGAMBIL AIR PUTIH DI MEJA KECIL SISI TEMPAT TIDURNYA, MENENGGAK ISINYA SEKALIGUS HABIS. TERCENUNG SESAAT, MENYEDOT KEMBALI ROKOK-ROKOKNYA DALAM-DALAM. DAN MULAI MELANGKAH SAAT IA MENGHEMBUSKAN ASAPNYA DENGAN KERAS.
TAPI LANGKAH ITU HANYA BERJALAN SETENGAH. KETIKA IA HENDAK MELEWATI BATAS SURAM TEMPAT TIDUR KE ARAH MEJA KERJA YANG CUKUP TERANG, SESEORANG MENGHENTIKAN LANGKAHNYA. BAHKAN MENGEMBALIKAN KAKINYA KE TEMPAT SEMULA. KEMBALI BERDIRI TEGAK DAN ROKOK YANG DIHISAPNYA BERULANG-ULANG DENGAN EMOSI TERTENTU.
LALU IA BANTING ROKOK ITU DENGAN KERAS KE LANTAI, MENGINJAKNYA DENGAN NAFAS MEMBURU, MEMBUATNYA MATI SEOLAH MEMBUNUH SEEKOR BANTENG BESAR SAMPAI IA TIDAK DAPAT BERJUANG UNTUK SEKADAR MENARIK LAGI NAFASNYA HANYA UNTUK SEKALI.
SESEORANG BERJALAN PELAN, HANYA DALAM RADIUS ATAU DIAMETER SETENGAH METER DI TEMPATNYA BERDIRI. LALU BERJALAN MENGELILINGI TEMPAT TIDUR DENGAN UDARA YANG TIDAK MENENTU. SEMUA BENDA DI SEPUTAR TEMPAT TIDUR ITU SEPERTI BERGOYANG KECIL, LAIKNYA KAKI YANG GOYAH DAN TIDAK DAPAT DIAM MENGIKUTI KEGALAUAN HATI.
SESEORANG :
DENGAN GELISAH SESEORANG MENYALAKAN KEMBALI SEBATANG ROKOKNYA. DAN DUDUK DI TEPI LAIN TEMPAT TIDUR. TUBUHNYA MASIH SURAM, BAHKAN SESUNGGUHNYA MASIH BERBENTUK SILUET. HANYA ASAP ROKOKNYA SAJA YANG CUKUP KERAS WARNANYA. MEMBUMBUNG MEMENUHI LANGIT-LANGIT TEMPAT TIDUR ITU.
SUARA RADIO DI KEJAUHAN MEMPERDENGARKAN BERITA PERKEMBANGAN TERAKHIR SEBUAH DEMONSTRASI YANG TERJADI DI SALAH SATU NEGARA EROPA YANG SEDANG MENYELENGGARAKAN KTT DI ANTARA NEGERI-NEGERI TERKAYA DUNIA.
LALU DISUSUL OLEH MUSIK. SEMULA MUSIK BERBAU BLUES, TAPI KEMUDIAN GELOMBANG SEPERTI DIPINDAH BERGANTI DENGAN MUSIK DANGDUT DENGAN SYAIRNYA YANG SUNGGUH MERATAP.
�...dunia adalah pohon tua daun-daunya kuning coklat gugur, kering, jadi pupuk. oo sonia, gadisku kedua tubuhmu basah mengkilat kau biarkan cintaku membusuk...�
SUARA RADIO ITU MENGGENANG, SEPERTI SUNGAI COKLAT DAN BAU, BERLALU MENJAUH MENINGGALKAN SEMUA YANG KITA TIDAK MAU.
SESEORANG MENGHELA NAFAS DENGAN KERAS. MEMBANTING KAKINYA. LAGI. LAGI. DAN BERULANG-ULANG, BAHKAN DENGAN KEKUATAN YANG AKHIRNYA MAKSIMAL.
SESEORANG :
SESEORANG NAIK KE TEMPAT TIDUR. MELONCAT-LONCAT SEPERTI ANAK KECIL, TAPI LEBIH TEPATNYA SEAKAN MENGINJAK-INJAK SESUATU YANG MEMBUAT SEKUJUR HIDUPNYA HANYA DIPADATI DENDAM. IA TERUS MELOMPAT-LOMPAT. SEOLAH TAK ADA LAGI WAKTU SESUDAH ITU YANG BISA MENGIZINKANNYA UNTUK MELOMPAT LAGI.
SUARA TEMPAT TIDUR BERDERIK. SEOLAH JERITAN KECIL MAYAT YANG TERSIKSA DALAM KUBURNYA. SUARA BERDERIK. HANYA BERDERIK.
SEMENTARA DIMEJA KERJA, SEBUAH KERTAS MELAYANG, SEBENTAR DI UDARA, LALU PERLAHAN �SEAKAN MELAMBAI-LAMBAIKAN TUBUHNYA�JATUH KE LANTAI.
SUARA DI KAMAR MANDI. ADA YANG MENGGERAM. SAYUP. SUARA WANITA TERTAWA MENGIKIK. SAYUP. SUARA PEREMPUAN MENANGIS SEIRISAN PISAU. SAYUP. ANAK KECIL YANG TERTAWA-TAWA. SAYUP. DAN PERLAHAN MENGHILANG.
LAMPU BACA DI MEJA KERJA SEPERTI KETAKUTAN. CAHAYA MENYURAM DAN MENERANG. MENYURAM DAN MENERANG. TERUS HINGGA KEMUDIAN SEPERTI HENDAK PADAM. BERKERLAP-KERLIP, DAN PADAM. TERTINGGAL SEBUAH CAHAYA BURAM YANG MUNCUL DARI BALIK PINTU KAMAR MANDI DI SEBELAH CERMIN DI DINDING TENGAH.
LAMPU DI TEMPAT TIDUR JUSTRU KINI MENYALA AGAK TERANG. KARENA BEGITU LAMPU MEJA KERJA MATI, SESEORANG MENYALAKAN SEBUAH LAMPU DUDUK DI SISI TEMPAT TIDUR. CAHAYA YANG TIDAK TERLALU BANYAK TAPI CUKUP MENERANGI WAJAH AGAK KURUS SESEORANG.
SEORANG LELAKI EMPATPULUHAN, DENGAN GARIS-GARIS KERAS DI TEPI HIDUNG, BAGIAN BAWAH MATA DAN TULANG PIPINYA. MATANYA ADALAH DANAU HIJAU DENGAN SATU RIAK YANG PERLAHAN MEMUDAR DAN HILANG. ADA CAHAYA DI KEDALAMAN, TAPI ENTAH APA DAN DATANG DARI MANA.
BAJUNYA PUTIH DAN BAGUS SEBENARNYA. TAPI SUDAH LUSUH, SEDIKIT KOTOR, DAN BERANTAKAN MEMAKAINYA. BEGITUPUN CELANANYA YANG SUAM HITAM, TERGULUNG SEDIKIT DI AKAR KAKI KANANNYA. KAIN DALAM SAKU KIRINYA PUN MENJUNTAI KELUAR. KAKI YANG KOSONG, DAN TANGAN YANG GEMETAR.
IA MEMBENAHI PAKAIANNYA. MENCOBA MENGANCINGKANNYA DENGAN BENAR. TAPI TIDAK BERHASIL. PAKAIAN BAGUS ITU JUSTRU KIAN SEMRAWUT DENGAN PENEMPATAN KANCING YANG MAKIN KACAR. IA MERENGGUT SAPUTANGAN, MENGUSAP BIBIR, KEPALA DAN LEHERNYA. KERINGAT BERKETEL, ENTAH DARI MATA AIR MANA ATAU AIR MATA MANA.
SESEORANG :
IA LALU TERDUDUK DI TENGAH TEMPAT TIDUR. PUNGGUNG BERSANDAR DI DINDING TEMPAT TIDUR. TATAPAN KOSONG KE TENGAH SEPREI LUSUH. DAN HATI YANG BASAH LULUH.
SESEORANG :
SESEORANG MEMBANTING TUBUHNYA DENGAN KERAS KE TEMPAT TIDUR. TEMPAT TIDUR ITU BERGOYANG SEBENTAR. LALU MELAMBAT. LAMBAT DAN AKHIRNYA BERHENTI.
SENYAP. TAK ADA APA-APA. TAK ADA WAKTU. TAK ADA SEJARAH.
YA, SEPERTI BIASA, SEJARAHKECIL TERJADI KETIKA SEBATANG PENSIL BERDIRI DI MEJA DI ATAS SEBUAH KERTAS PUTIH. LALU IA BERGERAK-GERAK, SEPERTI MENULISKAN TUBUHNYA. HANYA BEBERAPA SAAT LALU BERHENTI. PENSIL ITU JATUH DAN TERTIDUR LAGI.
SUASANA DI MEJA KERJA BURAM. KERJA PENSIL ITU TERLIHAT DARI BANTUAN CAHAYA KECIL YANG DATANG DARI LUAR MELEWATI JENDELA YANG HANYA SEDIKIT TERBUKA.
CAHAYA AGAK TERANG TETAP ADA DI SEPUTAR TEMPAT TIDUR. SESEORANG MENGGELETAK DENGAN KAKI MEMBUKA LEBAR KE ARAH PENONTON. SESEORANG MENGGERAKAN TANGANNYA. ENTAH SEDANG APA, UNTUK APA, KARENA APA? TAK ADA YANG TAHU.
SESEORANG :
SESEORANG LALU MELEMPARKAN API KECIL ITU KE BAWAH. DAN RUANG TIDUR ITU KEMUDIAN MELETUP, MENERBITKAN CAHAYA DENGAN TIBA-TIBA DARI NYALA API YANG TERANG. KELEBAT CEPAT CAHAYA DAN REDUP GELAP BERGANTIAN SEPERTI KERLIP BINTANG. HANYA BEBERAPA DETIK ITU TERJADI, HINGGA IA BERGANTI ASAP YANG KERAS DAN DAN MEMADATI RUANG TIDUR ITU.
DI DETIK ITU, ADA SEBUAH BAYANGAN YANG BERGERAK DARI TEMPAT TIDUR MELEWATI BATAS IMAJINER DENGAN POTONGAN RUANG SEBELAHNYA, DIMANA MEJA KERJA BERADA.
KETIKA BAYANGAN ITU MELINTAS BATAS IMAJINER ITU, SEGALA DARI TUBUH BAYANGAN ITU BERUBAH. YANG SEMULA GELAP DAN HANYA SEMACAM SILUET YANG BURAM, BEGITU MEMASUKI RUANG KERJA IA BERUBAH MENJADI PENUH WARNA. DAN AKHIRNYA MENJADI SESUATU YANG BERBEDA, MENJADI MANUSIA YANG PENUH WARNA, BEGITU IA TIBA DI RUANG KERJA.
SESEORANG YANG PENUH WARNA TADI, MENGAMATI RUANG KERJA. MENDEKATI MEJA KERJA, MEMERIKSA KERTAS-KERTAS, MELIHAT FOTO-FOTO DAN APA YANG TERTEMPEL DI PAPAN INFO, MEMATUT DIRINYA DI DEPAN CERMIN, SISIRAN, MEMASUKI KAMAR MANDI, MEMBASUH MUKA, BERKUMUR DAN MEMBASUH MUKANYA.
LALU KEMBALI KE MEJA KERJA. DUDUK. MEMBUKA LAPTOP. MENULISKAN ATAU MENANDATANGANI SESUATU. BEKERJA. BEKERJA. ENTAH APA YANG DIKERJAKAN, IA SIBUK. SIBUK SENDIRI. SAMPAI CAHAY FADE OUT. DI SAAT YANG BERSAMA ADA CAHAYA FADE IN DI BAGIAN LAIN. DI RUANG LAIN. DI HIDUP LAIN. DI SEJARAH LAIN.
"
Source : http://sridamayantii.blogspot.com/2012/10/sambungan-2-lakon-1-hari-11-mata-di.html
BABAK KEDUA
SEJARAH SATU
DI SEBUAH KAMAR TIDUR. TIDAK BESAR, HANYA 2 x 2 METER.
SEBUAH TEMPAT TIDUR KECILDI BAGIAN KIRI DENGAN SELIMUT DAN BANTAL YANG BERANTAKAN. WARNA SURAM DI SEKITAR TEMPAT TIDUR ITU. SESEORANG DUDUK DI TEPI TEMPAT TIDUR DENGAN WAJAH YANG MENUNDUK. TUBUHNYA SEDANG, BAHKAN AGAK KECIL. TAK ADA WARNA LAIN SELAIN HITAM DI SEKUJUR TUBUH ITU. SEPERTI SILUET.
DI SISI KANAN, MEJA KERJA DENGAN PERABOTANNYA YANG JUGA TIDAK TERTATA RAPI. GELAS YANG KOSONG, SEBUAH BOTOL MINUMAN YANG JUGA KOSONG. PUNTUNG ROKOK MENYALA DI ASBAK. ASAPNYA MENARI DAN MENGUSAP UDARA, SEPERTI BERNYANYI.
ADA TEMPAT SAMPAH YANG SUDAH PENUH, BAHKAN LUBER ISINYA. PAPAN INFORMASI YANG DITEMPELI BEBERAPA GUNTINGAN KORAN, FOTO-FOTO, TIKET PERTUNJUKAN, TULISAN-TULISAN, DAN SEBUAH PISAU YANG MENANCAP AGAK DALAM.
ADA TEMPAT SAMPAH YANG SUDAH PENUH, BAHKAN LUBER ISINYA. PAPAN INFORMASI YANG DITEMPELI BEBERAPA GUNTINGAN KORAN, FOTO-FOTO, TIKET PERTUNJUKAN, TULISAN-TULISAN, DAN SEBUAH PISAU YANG MENANCAP AGAK DALAM.
SEBUAH GANTUNGAN PAYUNG DAN TOPI. TELEVISI 12 INCI YANG MENYALA DENGAN GAMBAR YANG BURAM. SUARA BERISIKNYA MENJADI SATU-SATUNYA MUSIK DI RUANG TIDUR ITU. SEBUAH KACA KECIL MENEMPEL DI DINDING TENGAH, DENGAN SALAH SATU UJUNGNYA YANG SUDAH PICAH. SEBUAH SISIR MENGGANTUNG, PENCUKUR JENGGOT, BOTOL PEWANGI YANG TERBUKA.
LAMPU AGAK TERANG DI SEPUTAR KACA ITU, BERASAL DARI LAMPU BACA DI MEJA KERJA YANG MENYOROT KE ARAHNYA. TAMPAK BOTOL PEWANGI ITU SEPERTI BERGESER PERLAHAN. HMPIR TAK TERLIHAT DAN TAK TERASA, BOTOL ITU MENGGESER KE TEPI KACA TEMPATNYA BERADA. HINGGA KEMUDIAN, WUSSS, PRANG! BOTOL ITU JAUH DAN PECAH DI LANTAI. BAU HARUM YANG ANEH, SEMACAM BAU LAUT BERCAMPUR BAU MELATI DAN SUP JAGUNG PANAS MEREBAK, MENYERBU HALUS SEMUA BULU HIDUNG PENONTON YANG PEKA.
LALU HENING, SEKIAN LAMA. LAMPU SEPERTI PINDAH KE SEBELAH CERMIN, DI MANA SEBUAH PINTU TIBA-TIBA TERBUKA PERLAHAN. LALU TERDENGAR SUARA KEMERCIK AIR, SIKAT GIGI YANG DIGOSOKKAN, DAN BUNYI-BUNYI SESEORANG YANG SEDANG MENGGOSOK GIGINYA. KEMBALI AIR DARI SHOWER TERDENGAR. LALU MATI. DAN PINTU TERTUTUP KEMBALI SENDIRI.
DAN HENING KEMBALI. TAK ADA WAKTU.
HINGGA SOSOK SILUET DI KASUR TAMPAK MENGGERAKKAN TUBUHNYA DENGAN GERAKAN YANG SANGAT KECIL DAN SEDERHANA.
IA KINI TAMPAK MENEGAKKAN TUBUHNYA. TERDIAM SESAAT. MENGHELA NAFAS. HIDUP YANG MULAI HIDUP. SEJARAH YANG DIAWALI. SESEORANG ITU MENGAMBIL SEBATANG ROKOK DARI KANTONGNYA, TEPAT DI SAAT CAHAYA BURAM MULAI MENIMPA WAJAHNYA DAN PERLAHAN MEMENUHI SELURUH TUBUHNYA. MASIH CUKUP SURAM.
SUARA KOREK API, KEMERETEK SIGARET, SEDOTAN ASAP DAN HEMBUSAN ASAP YANG KELUAR PERLAHAN, MENJADI NEBULA DI SEPUTAR KESURAMAN SESEORANG INI. BEBERAPA IA KALI MENYEDOT DAN MENGHEMBUSKAN NAFAS.
SAMPAI KEMUDIAN IA MENGAMBIL AIR PUTIH DI MEJA KECIL SISI TEMPAT TIDURNYA, MENENGGAK ISINYA SEKALIGUS HABIS. TERCENUNG SESAAT, MENYEDOT KEMBALI ROKOK-ROKOKNYA DALAM-DALAM. DAN MULAI MELANGKAH SAAT IA MENGHEMBUSKAN ASAPNYA DENGAN KERAS.
TAPI LANGKAH ITU HANYA BERJALAN SETENGAH. KETIKA IA HENDAK MELEWATI BATAS SURAM TEMPAT TIDUR KE ARAH MEJA KERJA YANG CUKUP TERANG, SESEORANG MENGHENTIKAN LANGKAHNYA. BAHKAN MENGEMBALIKAN KAKINYA KE TEMPAT SEMULA. KEMBALI BERDIRI TEGAK DAN ROKOK YANG DIHISAPNYA BERULANG-ULANG DENGAN EMOSI TERTENTU.
LALU IA BANTING ROKOK ITU DENGAN KERAS KE LANTAI, MENGINJAKNYA DENGAN NAFAS MEMBURU, MEMBUATNYA MATI SEOLAH MEMBUNUH SEEKOR BANTENG BESAR SAMPAI IA TIDAK DAPAT BERJUANG UNTUK SEKADAR MENARIK LAGI NAFASNYA HANYA UNTUK SEKALI.
SESEORANG BERJALAN PELAN, HANYA DALAM RADIUS ATAU DIAMETER SETENGAH METER DI TEMPATNYA BERDIRI. LALU BERJALAN MENGELILINGI TEMPAT TIDUR DENGAN UDARA YANG TIDAK MENENTU. SEMUA BENDA DI SEPUTAR TEMPAT TIDUR ITU SEPERTI BERGOYANG KECIL, LAIKNYA KAKI YANG GOYAH DAN TIDAK DAPAT DIAM MENGIKUTI KEGALAUAN HATI.
SESEORANG :
Tidak mungkin...tidak mungkin. (Pause) Ini tidak mungkin!
DENGAN GELISAH SESEORANG MENYALAKAN KEMBALI SEBATANG ROKOKNYA. DAN DUDUK DI TEPI LAIN TEMPAT TIDUR. TUBUHNYA MASIH SURAM, BAHKAN SESUNGGUHNYA MASIH BERBENTUK SILUET. HANYA ASAP ROKOKNYA SAJA YANG CUKUP KERAS WARNANYA. MEMBUMBUNG MEMENUHI LANGIT-LANGIT TEMPAT TIDUR ITU.
SUARA RADIO DI KEJAUHAN MEMPERDENGARKAN BERITA PERKEMBANGAN TERAKHIR SEBUAH DEMONSTRASI YANG TERJADI DI SALAH SATU NEGARA EROPA YANG SEDANG MENYELENGGARAKAN KTT DI ANTARA NEGERI-NEGERI TERKAYA DUNIA.
LALU DISUSUL OLEH MUSIK. SEMULA MUSIK BERBAU BLUES, TAPI KEMUDIAN GELOMBANG SEPERTI DIPINDAH BERGANTI DENGAN MUSIK DANGDUT DENGAN SYAIRNYA YANG SUNGGUH MERATAP.
�...dunia adalah pohon tua daun-daunya kuning coklat gugur, kering, jadi pupuk. oo sonia, gadisku kedua tubuhmu basah mengkilat kau biarkan cintaku membusuk...�
SUARA RADIO ITU MENGGENANG, SEPERTI SUNGAI COKLAT DAN BAU, BERLALU MENJAUH MENINGGALKAN SEMUA YANG KITA TIDAK MAU.
SESEORANG MENGHELA NAFAS DENGAN KERAS. MEMBANTING KAKINYA. LAGI. LAGI. DAN BERULANG-ULANG, BAHKAN DENGAN KEKUATAN YANG AKHIRNYA MAKSIMAL.
SESEORANG :
Tidak mungkin!!
SESEORANG NAIK KE TEMPAT TIDUR. MELONCAT-LONCAT SEPERTI ANAK KECIL, TAPI LEBIH TEPATNYA SEAKAN MENGINJAK-INJAK SESUATU YANG MEMBUAT SEKUJUR HIDUPNYA HANYA DIPADATI DENDAM. IA TERUS MELOMPAT-LOMPAT. SEOLAH TAK ADA LAGI WAKTU SESUDAH ITU YANG BISA MENGIZINKANNYA UNTUK MELOMPAT LAGI.
SUARA TEMPAT TIDUR BERDERIK. SEOLAH JERITAN KECIL MAYAT YANG TERSIKSA DALAM KUBURNYA. SUARA BERDERIK. HANYA BERDERIK.
SEMENTARA DIMEJA KERJA, SEBUAH KERTAS MELAYANG, SEBENTAR DI UDARA, LALU PERLAHAN �SEAKAN MELAMBAI-LAMBAIKAN TUBUHNYA�JATUH KE LANTAI.
SUARA DI KAMAR MANDI. ADA YANG MENGGERAM. SAYUP. SUARA WANITA TERTAWA MENGIKIK. SAYUP. SUARA PEREMPUAN MENANGIS SEIRISAN PISAU. SAYUP. ANAK KECIL YANG TERTAWA-TAWA. SAYUP. DAN PERLAHAN MENGHILANG.
LAMPU BACA DI MEJA KERJA SEPERTI KETAKUTAN. CAHAYA MENYURAM DAN MENERANG. MENYURAM DAN MENERANG. TERUS HINGGA KEMUDIAN SEPERTI HENDAK PADAM. BERKERLAP-KERLIP, DAN PADAM. TERTINGGAL SEBUAH CAHAYA BURAM YANG MUNCUL DARI BALIK PINTU KAMAR MANDI DI SEBELAH CERMIN DI DINDING TENGAH.
LAMPU DI TEMPAT TIDUR JUSTRU KINI MENYALA AGAK TERANG. KARENA BEGITU LAMPU MEJA KERJA MATI, SESEORANG MENYALAKAN SEBUAH LAMPU DUDUK DI SISI TEMPAT TIDUR. CAHAYA YANG TIDAK TERLALU BANYAK TAPI CUKUP MENERANGI WAJAH AGAK KURUS SESEORANG.
SEORANG LELAKI EMPATPULUHAN, DENGAN GARIS-GARIS KERAS DI TEPI HIDUNG, BAGIAN BAWAH MATA DAN TULANG PIPINYA. MATANYA ADALAH DANAU HIJAU DENGAN SATU RIAK YANG PERLAHAN MEMUDAR DAN HILANG. ADA CAHAYA DI KEDALAMAN, TAPI ENTAH APA DAN DATANG DARI MANA.
BAJUNYA PUTIH DAN BAGUS SEBENARNYA. TAPI SUDAH LUSUH, SEDIKIT KOTOR, DAN BERANTAKAN MEMAKAINYA. BEGITUPUN CELANANYA YANG SUAM HITAM, TERGULUNG SEDIKIT DI AKAR KAKI KANANNYA. KAIN DALAM SAKU KIRINYA PUN MENJUNTAI KELUAR. KAKI YANG KOSONG, DAN TANGAN YANG GEMETAR.
IA MEMBENAHI PAKAIANNYA. MENCOBA MENGANCINGKANNYA DENGAN BENAR. TAPI TIDAK BERHASIL. PAKAIAN BAGUS ITU JUSTRU KIAN SEMRAWUT DENGAN PENEMPATAN KANCING YANG MAKIN KACAR. IA MERENGGUT SAPUTANGAN, MENGUSAP BIBIR, KEPALA DAN LEHERNYA. KERINGAT BERKETEL, ENTAH DARI MATA AIR MANA ATAU AIR MATA MANA.
SESEORANG :
Mariam...Mariam...seharusnya itu tidak terjadi. Seharusnya itu tidak terjadi. Tidak terjadi! Tidak mungkin terjadi. Tidak, Mariam. Itu tidak mungkin!!
IA LALU TERDUDUK DI TENGAH TEMPAT TIDUR. PUNGGUNG BERSANDAR DI DINDING TEMPAT TIDUR. TATAPAN KOSONG KE TENGAH SEPREI LUSUH. DAN HATI YANG BASAH LULUH.
SESEORANG :
Aku tahu kau tak pernah lupa apa yang kukatakan sebelumnya: hidup dan dunia ini sudah tidak lagi dapat kita hidupi, sudah bukan dunia kita lagi. Mereka sudah milik orang, karena orang lain yang mengaturnya, orang lain yang menentukannya, orang lain yang memproduksinya. Tidak kita. Kita tidak bisa menentukan, atau memproduksi hidup dan kita sendiri. Bukankah begitu, Mariam? Bukankah bukan kita yang menciptakan rumah tangga? Bahkan bukankan bukan kita yang menciptakan sebuah rumah tempat kita tinggal? Lebih bahkan lagi, ketika kita menempatinya, kita tidak pernah bisa menentukan sedikitpun, apa-apa kebutuhan kita. Apa yang harus kita adakan untuk kita memenuhi tugas dan tanggungjawab kita sebagai istri dan suami, sebagai bagian dari sebuah keluarga, bagian dari sebuah kampung, bahkan sebagai seorang manusia. Bukan begitu Maria? Apakah kamu yang menentukan bahwa kita membutuhkan sebuah kursi tamu, bentuknya seperti ini, warnanya itu, harganya sebegitu, dan seterusnya? Apakah kita juga menentukan saat kita memberi microwave, te ve layar datar lengkap dengan home entertainmentnya, sebuah mobil keluaran terbaru, yang sebenarnya terlalu besar untuk kebutuhan kita yang tak beranak? Apakah aku atau kau yang menentukan, kita harus membeli tanah di pinggiran Selatan kota ini, membeli saham pabrik plastik itu di bursa, mengambil lagi kartu anggota golf club dengan tawaran tamasya keluar negeri setahun sekali, sementara sudah 12 kartu semacam kita punya? Adakah kita yang menentukan memberi bea siswa 30 anak di panti asuhan kota kecil di Utara itu? Apakah aku kau persalahkan untuk membayar politisi kampungan itu, agar perusahan kita tidak diganggu sebagai rekanan tetap departemen koperasi? Apakah aku harus menyalahkanmu ketika kamu tukar guling rantai toko onderdil kita dengan sebuah pabrik asembling sepeda motor? Bukan...bukan salah kita, karena bukan kita yang menentukan jika Andy plongo itu kini jadi menteri. Mariam...mariam...dunia sudah berjalan sendiri. Atau mungkin dijalankan oleh siapa. Aku tak tahu...aku tak peduli. Yang kupeduli cuma kenapa kamu masih merasa yakin kita memiliki kebebasan untuk memilih dan menjalankan hidup kita sendiri. Tidakkah kau yakin, tidak mengerti, atau pura-pura dongo, bahwa begitu kita terjun ke dunia ini, bahkan sejak menjadi anak-anak, kita sudah dilucuti seluruh hak kita untuk menjadi apa yang kita inginkan. Menjadi manusia. Ooo....tidak mungkin...tidak mungkin Mariam. Tidak mungkin kamu sebodoh itu, untuk menggunakan alasan dangkal pikiranmu sebagai dasar caramu berpikir dan bertindak. Sebagai dasar keberadaan, dasar eksistensial, katamu mulutmu yang berludah saat itu. Bagaimana mungkin...jika kita sudah membicarakannya berulangkali dan kau mengerti. Tapi tetap saja kau bersikukuh dan menyangka kau punya hak dan kebebasan (apa? hak dan kebebasan? hahahaha....) untuk menjadi dirimu sendiri. Menjadi apa yang kamu mau
(tertawa keras).
Itu alasan yang kau gunakan untuk pergi? Untuk menempatkan aku sebagai manusia bodoh yang tidak kuasa terhadap diriku sendiri. Hah! Mengapa kau balik-balik logika itu? Mengapa kau tipu-tipu berkali-kali aku, walau sebenarnya kamu sendirilah yang kamu tipu. Tidak...tidak, Mariam. Aku masih tidak percaya, tidak mengerti, kita begini...kita begini...
(pause)
Mariam....Mariam....MARIAMMM!!
SESEORANG MEMBANTING TUBUHNYA DENGAN KERAS KE TEMPAT TIDUR. TEMPAT TIDUR ITU BERGOYANG SEBENTAR. LALU MELAMBAT. LAMBAT DAN AKHIRNYA BERHENTI.
SENYAP. TAK ADA APA-APA. TAK ADA WAKTU. TAK ADA SEJARAH.
YA, SEPERTI BIASA, SEJARAHKECIL TERJADI KETIKA SEBATANG PENSIL BERDIRI DI MEJA DI ATAS SEBUAH KERTAS PUTIH. LALU IA BERGERAK-GERAK, SEPERTI MENULISKAN TUBUHNYA. HANYA BEBERAPA SAAT LALU BERHENTI. PENSIL ITU JATUH DAN TERTIDUR LAGI.
SUASANA DI MEJA KERJA BURAM. KERJA PENSIL ITU TERLIHAT DARI BANTUAN CAHAYA KECIL YANG DATANG DARI LUAR MELEWATI JENDELA YANG HANYA SEDIKIT TERBUKA.
CAHAYA AGAK TERANG TETAP ADA DI SEPUTAR TEMPAT TIDUR. SESEORANG MENGGELETAK DENGAN KAKI MEMBUKA LEBAR KE ARAH PENONTON. SESEORANG MENGGERAKAN TANGANNYA. ENTAH SEDANG APA, UNTUK APA, KARENA APA? TAK ADA YANG TAHU.
SESEORANG :
Baiklah...baiklah, Mariam. Aku akan membuat keputusan. Aku pun bisa membuat keputusan. Bukan..bukan aku akan meninggalkanmu, seperti yang sudah kau lakukan. Aku tidak mungkin meninggalkanmu, tak akan pernah, tak akan pernah bisa. Aku akan tetap menjadi suamimu. Sekalipun kau bersuami orang lain. Karena aku tahu, apapun yang kau lakukan dan merasa kau putuskan, sebenarnya bukanlah dirimu yang sejati. Kau hanya malaikat yang patah atau dilucuti sayapnya. Sehingga kau tinggal menjadi gadis cantik yang naif, cacat dalam nasib, tak beruntung dalam takdir, tapi tetap sebuah makhluk yang ajaib dan memesona. Aku akan mengawinimu dengan berbagai cara. Tapi tidak dengan cara yang ditentukan oleh orang lain. Oleh kunci-kunci yang bergelantungan di saku belakangku, oleh kartu-kartu yang memenuhi dompetku, oleh gelar-gelar, berbagai jabatan, atau mimpi-mimpi kosong dan buruk yang jadi lalu lintas macet di setiap tidur malam kita. Mariam..Mariam...seperti saat kita bocah dulu, saat kita menangis di pinggir kalicoklat itu, karena boneka-boneka kertasku dan kapal tempur kulit jerukku merasa tolol, tak berguna, dan bahkan jadi hantu yang kita usir, gara-gara asep anak tetangga kita yang kurangajar itu tertawa-tawa memainkan game watch di depan kita. Membuat kita tidak mengenali dunia kita sendiri lagi. Tak mengenali sejarah kita sendiri. Tak mengenali orangtua kita yang sampai saat itu begitu rajin dan percayanya bahwa kita akan menyukai wayang kulit, sebagaimana mereka mendengarkannya tiap malam, seolah nabi besar datang menjambangi mereka selalu. Kita menangis, karena untuk pertama kalinya kita kehilangan tempat kita berpijak, dan kita tidak tahu akan kemana, harus berbuat apa. Kita mengalami disorientasi yang pertama kali. Hingga kemudian kita mengalami keterbelahan, menjadi skizofrenik karena kita tidak mampu meninggalkan tanah warisan yang dibebankan leluhur, di sementara lain kita tidak berhentinya gagap karena tak mampu memeluk dengan hangat dunia �baru� yang konon adalah dunia tak terelakkan kita saat ini. Aku ingat kau menjerit-jerit saat dipaksa untuk menjalankan sebuah komputer. Dan aku terus terkencing-kencing di celana ketika mendengar suara bapakku, di kotak hitam bernama handphone itu. Ayahku sudah mati sebelum aku kencingku bisa kuatur sendiri keluarnya. Kita sakit. Masih sakit. Dan akan terus sakit.
(Pause)
Tapi sekarang, sesakit apa pun, aku sudah mengambil keputusan, Mariam. Keputusan yang kuambil semata karenamu. Semata karena kamu perempuan. Semata karena aku merasa jadi manusia karena ada kau sebagai manusia. Mungkin itu sebabnya kamu menjadi perempuan, atau disebut lawan jenis. Aku harus tetap ada untukmu. Aku akan mengawinimu, dimanapun kamu merasa ada.
(Pause)
Mariam...inilah keputusanku. Aku menolak masa kini yang gelap dan menekan...sangat menekan...sehingga bahkan membuatku sulit mengatupkan kedua pelupuk mataku. Aku juga menolak kedua orangtuaku, baik secara politis, biologis, religius, kultural, apa pun. Aku...juga kamu kurasa, adalah dua makhluk yatim piatu yang diaborsi dari rahim langit. Sebagai manusia yang dalam ukuran dunia ini gagal, aku tidak mau lagi menjadi sampan yang diombang-ombang laut dan daratan. Aku tak mau membagi, tepatnya membelah diriku
(yang kini telah membelah siapa saja menjadi beberapa diri, begitu banyak diri, skizofrenik akut).
Aku mau menjadi sesuatu yang lain, yang aku sendiri tidak bisa membahasakannya padamu. Karena aku tahu, keputusanku itu pasti terasa ganjil bahkan akan menakutkanmu. Jangan...jangan takut, Mariam. Tak ada yang mengerikan. Aku tidak akan melibatkanmu. Aku menyerahkan dirimu pada dirimu sendirimu. Menyerahkan diriku pada nasib yang kutentukan sendiri. Kau...yang entah dimana sekarang, pasti akan kujumpai. Pasti.
(seseorang bangkit dari tempat tidur. berdiri dengan mantap, merapikan bajunya dengan sebaik mungkin. merapikan tempat tidur dan perabot sekitar sebisanya. lalu berdiri tegak di samping tidur. dari bawah tempat tidur ia mengambil sebuah kotak plastik, semacam dirigen, lalu menuangkan isinya merata ke seluruh sudut ruang tidur. kemudian dengan nafas yang teratur baik, ia memandangi sekali lagi sekelilingnya. berjalan pelan mematikan semua lampu, sehingga ruang tidur itu gelap gulita. senyap sesaat lalu. dan cess...sebuah api kecil dari pemantik api menyala, tepat di bawah wajah seseorang. dengan bantuan cahaya minim itu, seseorang menatap keras ke depan)
Mariam...sekarang tamat sudah riwayat seseorang bernama Hajjira. Bukan karena ia gagal jadi manusia. Tapi karena ia menolak keberadaannya sebagai sebuah anggota dari peradaban yang tak berhenti memecah belah dirinya. Ia akan mengubah dirinya menjadi sesuatu yang lebih pasti, yang mungkin sangat tidak pasti bagi lainnya. Ia akan kembali menjadi debu, sebagaimanya asalnya. Menjadi asap, sebagai keberadaan yang paling mungkin di semua kenyataan. Menjadi sesuatu yang paling purba dan menjadi identitas paling asal dari sebuah negeri. Negeri kita ini. Sampai jumpa, Mariam. Sampai jumpa, bakal istriku. Maukah kau kawin denganku?
SESEORANG LALU MELEMPARKAN API KECIL ITU KE BAWAH. DAN RUANG TIDUR ITU KEMUDIAN MELETUP, MENERBITKAN CAHAYA DENGAN TIBA-TIBA DARI NYALA API YANG TERANG. KELEBAT CEPAT CAHAYA DAN REDUP GELAP BERGANTIAN SEPERTI KERLIP BINTANG. HANYA BEBERAPA DETIK ITU TERJADI, HINGGA IA BERGANTI ASAP YANG KERAS DAN DAN MEMADATI RUANG TIDUR ITU.
DI DETIK ITU, ADA SEBUAH BAYANGAN YANG BERGERAK DARI TEMPAT TIDUR MELEWATI BATAS IMAJINER DENGAN POTONGAN RUANG SEBELAHNYA, DIMANA MEJA KERJA BERADA.
KETIKA BAYANGAN ITU MELINTAS BATAS IMAJINER ITU, SEGALA DARI TUBUH BAYANGAN ITU BERUBAH. YANG SEMULA GELAP DAN HANYA SEMACAM SILUET YANG BURAM, BEGITU MEMASUKI RUANG KERJA IA BERUBAH MENJADI PENUH WARNA. DAN AKHIRNYA MENJADI SESUATU YANG BERBEDA, MENJADI MANUSIA YANG PENUH WARNA, BEGITU IA TIBA DI RUANG KERJA.
RUANG TIDUR ITU KINI GELAP TOTAL. SEPERTI SUMUR TERLALU DALAM, SEPERTI LUBANG GELAP DI SEJARAH ANGKASA.
SESEORANG YANG PENUH WARNA TADI, MENGAMATI RUANG KERJA. MENDEKATI MEJA KERJA, MEMERIKSA KERTAS-KERTAS, MELIHAT FOTO-FOTO DAN APA YANG TERTEMPEL DI PAPAN INFO, MEMATUT DIRINYA DI DEPAN CERMIN, SISIRAN, MEMASUKI KAMAR MANDI, MEMBASUH MUKA, BERKUMUR DAN MEMBASUH MUKANYA.
LALU KEMBALI KE MEJA KERJA. DUDUK. MEMBUKA LAPTOP. MENULISKAN ATAU MENANDATANGANI SESUATU. BEKERJA. BEKERJA. ENTAH APA YANG DIKERJAKAN, IA SIBUK. SIBUK SENDIRI. SAMPAI CAHAY FADE OUT. DI SAAT YANG BERSAMA ADA CAHAYA FADE IN DI BAGIAN LAIN. DI RUANG LAIN. DI HIDUP LAIN. DI SEJARAH LAIN.
"
Source : http://sridamayantii.blogspot.com/2012/10/sambungan-2-lakon-1-hari-11-mata-di.html
         Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai sambungan 2 - Lakon 1 Hari 11 Mata di Kepala yang menjadi bahasan kita kali ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan saya dan banyak berharap kepada para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik saran kepada saya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca. Aamiin !
EmoticonEmoticon