TEORI FILOLOGI, METODE FILOLOGI DAN PENERAPANNYA

Salam hangat buat Sobat semua !, saya slalu berdo'a smoga Sobat semua akan slalu bahagia dan sehat slamanya. Berikut ini kita akan membicarakan tentang TEORI FILOLOGI, METODE FILOLOGI DAN PENERAPANNYA."
Oleh : Susi Yustiani

1.����� TEORI FILOLOGI
A.��� Naskah dan Teks
Naskah adalah bentuk konkret tulisan tangan (manuscript)yang terdiri dari materi aksara/goresan dan teks. Fungsi dari naskah sendiri ada tiga bagian, yaitu:
a. Fungsi Bahan ����������� : Menyediakan ruang untuk tulisan
����������� b.Fungsi Tulisan����������� : Merekam bahasa
c. Fungsi Bahasa����������� : Membungkus teks
Versi naskah (wujud sebyah karya sastra) bisa dilihat dari bahasa, aksara atau sangreunya (prosa, puisi). Beberapa macam naskah terdiri dari karas, yaitu semacam papan atau batu tulis. Lontaryang berasal dari kata ron tal yang berarti daun tal atau daun siwalan damDluwangyaitu Kertas Jawa dari kulit kayu. Adapun bahan-bahan lainnya yaitu Kertas Eropa dan sa�h.
Sedangkan yang dimaksud dengan teks ialah kandungan atau isi yang dibungkus oleh bahasa, bersifat abstrak dan hakiki di dalam naskah. Teks terdiri dari isi yaitu ide-ide atau amanat dan bentuk yaitu cerita dalam teks.
Dalam filologi, ada yang disebut kodikologi, yakni Ilmu kodeks (bahan tulisan tangan), yang mempelajari semua aspek naskah dan tekstologi, yakni Ilmu yang mempelajari sejarah teks,
Beberapa kemungkinan terjadinya teks, yaitu aslinya hanya ada dalam ingatan pengarang atau pengelola cerita, aslinya tak tertulis yeng lebih kurang merupakan kerangka yang masih memungkinkan atau memerlukan kebebasan seni, dan aslinya merupakan teks yang tidak mengizinkan kebebasan dalam pembawaanya.
Antara teks tulisan dan teks lisan tidak ada perbedaan yang tegas, karena adanya interaksi yang terjalin terus menerus antara teks tulis dengan teks lisan. Sebagai contoh, dalang yang memanfaatkan naskah klasik kakawin.
Rangkaian penurunan yang dilewati sesuatu teks yang turun-temurun disebut tradisi.Adanya penyalinan bisa disebabkan oleh:
-��������� Rasa ingin memilik
-��������� Keberaksaraan merupakan power/cirri intelektual pada zamannya.
-��������� Warisan
-��������� Ritual
-��������� Takut rusak (hilang, terbakar, terlantar, dsb)
-��������� Sumber penghasilan
-��������� Penyebaran agama/pendidikan dalam hal ini menyangkut ilmu
-��������� Pendokumentasian
-��������� atau Politik.
Naskah pada umumnya tidak menyebutkan waktu penulisannya. Umur naskah dapat dirunut berdasarkan keterangan dari dalam �interne evidentie�juga dari luar naskah itu sendiri �externe evidentie� atau bisa dilahat dari kolofonyaitu catatan pada akhir teks mengenai bilamana dan di mana teks itu selesai disalin, maupun watermark/cat airyaitu tanda atau lambing pabrik yang membuat kertas itu. Perlu juga diperhatikan catatan-catatan di sampul luar, sampul kertas depan dan belakang naskah, serta ciri-ciri lain yang dapat member keterangan tentang umur naskah.
Istilah naskah dan teks di luar konteks filologi, pada umumnya tidak lagi ditulis tangan, misalnya disertasi, makalah, naskah pidato dan teks pidato.

B.���� Kritik Teks
Melalui kritik teks, seorang filolog dituntut untuk meluruskan teks, dengan tujuan hasil dari pelurusan tersebut dapat memperbaiki perubahan-perubahan, sehingga teks tersebut akan lebih baik dan mendekati teks aslinya. Persoalan yang perlu dikemukakan sehubungan dengan masalah kritik teks adalah naskah, teks, serta versi. Dengan demikian, usaha melakukan kritik teks mengandung arti merekonstruksi teks.
Paleografiadalah ilmu macam-macam tulisan kuno, yang mutlak diperlukan dalam rangka meneliti tulisan kuno yang tertulis pada batu, logam atau bahan lainnya, yang memiliki tujuan:
a.������ Menjabarkan tulisan kuno karena beberapa tulisan kuno sangat sulit dibaca.
b.����� Menempatkan berbagai peninggalan tertulis dalam rangka perkembangan umum tulisannya dan atas dasar itu menentukan waktu dn tempat terjadinya tulisan tertentu.
Transliterasiberarti penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Istilah ini dipakai bersama-sama dengan transkripsi dengan pengertian yang sama pada penggantian jenis tulisan naskah.
Perbandingan teks, langkah pertama yang harus dilakukan ialah membaca menilai semua naskah yang ada (resensi), mana yang dapat dipandang sebagai naskah objek penelitian dan mana yang tidak.
Teks-teks yang sudah dinilai dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya untuk diperiksa keasliannya (eksaminasi), apakah ada tempat yang korup, apakah ada bagian dari teks yang ditanggalkan (lacuna), apakah ada tambahan (interpolasi), ataupun ketidaksempurnaan lainnya. Pada varian kata, perlu diamati apakah kata itu ada di tempat lain atau merupakan gejala tersendiri, artinya kata itu hanya terdapat pada tempat itu saja (hapax).
Lalu, mengelompokkannya dalam beberapa versi dan tentukan hubungan antar kelompok untuk memperoleh gambaran garis keturunan versi-versi dan naskah-naskah. Selanjutnya, ditentukan metode kritik teks.


2.����� METODE FILOLOGI DAN PENERAPANNYA
Metode penelitian menyangkut masalah cara kerja untuk mewujudkan sebuah bentuk hasil penelitian yang telah dilakukan. Metode penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan dan objek (naskah) yang diteliti. Berkaitan dengan tujuan khusus penelitian filologi, yakni menyajikan sebuah suntingan teks yang bersih dari berbagai keasalahan tulis dan mengembalikan teks kepada bentuk yang lebih mendekati teks aslinya serta mudah dibaca dan dipahami oleh masyarakat pada saat ini dan masamendatang. Dengan metode tersebut dimaksudkan untuk mencatat, menentukan dan menafsirkan data melalui suatu proses pemahaman yang akan sangat bergantung pada keadaan data dan nilai bahan atau objek penelitian yang digarap.
Metode kajian filologi, terdiri atas:
1.����� Metode Penelitian naskah
Sasaran atau hasil dari metode penelitian naskah berupa identitas, kondisi dan keberadaan naskah. Dalam skala kuantitas yang besar dapat diwujudkan berupa catalog naskah. Sedangkan aplikasi dan metode tersebut berupa pendeskripsian berbagai aspek fisik naskah yang meliputi, ragam aksara/huruf, ragam bahasa dan cirri-ciri luar naskah. Adapun tahapan-tahapan penelitian naskah tersebut meliputi: inventarisasi naskah; deskripsi naskah; klasifikasi naskah; komparasi naskah; silsilah naskah atau stema; dan penentuan naskah dasar.
2.����� Metode Kajian Teks
Sasaran metode kajian teks adalah proses rekonstruksi teks guna menghasilkan sebuah edisi teks atau suntingan teks berdasarkan naskah-naskah tertentu yang telah dikaji.
a.��� Metode Edisi Naskah Tunggal (Coder Uniqus)
-������ EdisiDiplomatis (Editio Diplomatica), yaitu menerbitkan satu naskah seteliti-telitinya tanpa mengadakan perubahan. Dalam bentuknya yang paling sempurna, edisi diplomatic adalah naskah asli direproduksi fotografis yang hasilnya disebut facsimile
-������ Edisi Standar/Edisi Kritis (Editio Critica), yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedangkan ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
b.�� Metode Edisi Naskah Banyak (Coder Multus)
-������ Metode Intuitif, mengambil naskah yang dianggap paling tua.
-������ Metode Objektif, memperhatikan pada kekeliruan-kekeliruan dalam naskah tertentu. Metode objektif yang sampai pada silsilah naskah disebut metode stema. Penerapan metode ini sangat penting karena pemilihan atas dasar objektivitas selera baik dan akal sehat dapat dihindari.
-������ Metode Gabungan, digunakan jika nilai naskah menurut tafsiran filolog semuanya hamper sama atau perberdaan antar naskah tidak besar. Walaupun ada perbedaan, tetapi hal itu tetapi memengaruhi teks. Dengan metode ini, teks yang disunting merupakan teks baru yang merupakan gabungan bacaan dari semua naskah yang ada.
-������ Metode Landasan, jika menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah diyakini kualitasnya dibandingkan naskah-naskah yang diperiksa dari sudut bahasa, kesastraan, dll. Maka, dapat dinyatakan sebagai naskah yang mengandung paling banyak bacaan yang baik. Dalam metode ini, varian-variannya hanya digunakan sebagai pelengkap atau penunjang.
3.����� Susunan Stema
Dalam hubungan kekeluargaan naskah-naskah, ada naskah yang berkedudukan sebagai arketip yaitu nenek moyang naskah-naskah yang tersimpan, dapat dipandang sebagai pembagi persekutuan terbesar dari sumber-sumber tersimpan yang membawahinasaka-naskah setradisi. Ada juga yang berkedudukan sebagai hiparketipyaitu kepala keluarga naskah-naskah dan membawahi naskah-naskah seversi.
Penularan secara horizontal antara beberapa naskah atau terjadi perbauran antara beberapa tradisi naskah disebut kontaminasi. Penurunan naskah yang tidak terbatas pada satu baris keturunan saja disebut tradisi terbuka.
4.����� Rekonstruksi Teks
Setelah stema tersusun, teks kemudian direkonstruksi secara bertahap dengan melakukan emendasi, salah satu bacaan salah maka yang sala dibetulkan menurut bacaan yang benar yang terdapat dalam naskah-naskah lain.
a.��� Penggantian
-������ Subtitusi, kasus salah tulis yakni bentuk penyimpangan tradisional yang ditandai dengan adanya penggantian huruf atau silaba yang terdapat dalam satu kata.
-������ Sinonim, ditandai dengan adanya kata dalam suatu padalisan atau larik diganti dengan kata lain yang bersinonim (sama).
-������ Konstitusi teks (Constittutio Textus), kekaburan makna dan keabsahan suatu teks naskah yang tidak sesuai dengan bacaan teks naskah sebelumnya.
-������ Transposisi subtitusi, adanya kata dalam suatu padalisan atau larik yang berpindah ke tempat lain, dan kata yang diloncatinya diganti dengan kata yang lain.
-������ Varian, suatu bentuk bacaan yang berbeda antara satu naskah dengan naskah lain.
-������ Korupsi (bacaan yang ruksak), bagian naskah yang tidak bisa dibaca dan sulit dimengerti.
b.�� Penambahan (Additions)
Penambahan merupakan kasus penambahan huruf, suku kata atau silaba, baik kata yang terjadi dalam suatu padalisan maupun kata yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi bacaan atau guru wilangan (guru wilangan untuk teks berbentuk puisi).
c.Penghilangan (Lacuna)
Kasus lacuna adalah kasus yang ditandai dengan penghilangan huruf, suku kata, kata, kalimat, atau padalisan/larik, serta penghilangan pada bait. Kasus penghilangan lainnya yaitu omisi yang merupakan salah satu akibat gejala penghilangan, kelalaian atau tak tercantumkan. Omisi, dibagi menjadi dua golongan, yakni:
-��� Haplografi,kasus salah tulis akibat hilangnya huruf atau sebagian dari kata ulang, sehingga terjadi penyimpangan arti dalam konteks kalimatnya.
-��� Saut du meme au meme, yaitu meloncati kata yang sama ke kata yang sama atau meloncati satu kalimat.
5.����� Suntingan Teks
�������� Suntingan teks/edisi teks merupakan hasil kajian teks yang terlebih dahulu didasarkan hasil kajian naskah yang biasanya disertai terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Terjemahan merupakan usaha pemindahan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
6.Penerapan Teori Filologi pada Karya Sastra Lama Nusantara\
�������� Kegiatan filologi di Indonesia dimulai dari pertengahan abad ke-19 oleh sarjana-sarjana Eropa terutama Belanda. Naskah Indonesia kebanyakan tertulis dalam bahasa dan huruf daerah. Pendekatan terhadapa naskah-naskah itu pada mulanya masih intuitif, memakai metode landasan dengan mengambil satu naskah yang dianggap sebagai terbitan, kemudian bila dipandang perlu barulah diusut menurut intuisi penyuntingan atau disesuaikan dengan naskah lain.



Daftar Pustaka


Suryani NS, Elis. 2012. Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia.


"
Source : http://siklususi.blogspot.com/2014/06/teori-filologi-metode-filologi-dan.html

         Saya banyak berharap kepda para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya tentang TEORI FILOLOGI, METODE FILOLOGI DAN PENERAPANNYA demi bahasan-bahasan lainnya di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga bahasan ini berguna bagi saya pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.



Video yang berkaitan dengan TEORI FILOLOGI, METODE FILOLOGI DAN PENERAPANNYA


Related Post

Previous
Next Post »