ISTRI DAN BUAH HATI, ANUGERAH SEKALIGUS AMANAH YANG HARUS DI JAGA


ISTRI DAN BUAH HATI,
ANUGERAH SEKALIGUS AMANAH YANG HARUS DI JAGA


                Teringat masa saat masih kuliah dahulu. Dalam gegap gempita aktifitas seorang mahasiswa yang memiliki segudang obsesi terhadap proyek perbaikan umat. Menyeruak sebongkah gelisah dari goa kesendirianku saat itu. Ya, betapa hati ini saat itu menginginkan seorang pendamping hidup untuk mengisi kesepian itu. Hingga saatnya tiba takdir yang tiada pernah berdusta, seorang perempuan yang dengan segenap kerendahan hatinya mau menerimaku menjadi suaminya. Kini, 2 tahun lebih telah berlalu sejak masa itu. Telah menghiasi dan membahagiakan hariku seorang istri dan seorang mujahid kecilku. Usamah, sudah setahun lewat delapan bulan kini usianya. Suami sekaligus ayah, betapa dua status itu menjadi medan tempurku untuk mengimplementasikan satu ayat yang selalu ku ingat; ?Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu? (QS. At-Tahrim:6)
                Memiliki keluarga seperti memiliki suatu harta yang tak ternilai harganya. Seorang istri yang menentramkan hati, dilengkapi dengan seorang anak yang lucu dan membahagiakan jiwa, bagiku semua itu merupakan anugerah yang paling berharga yang kupunya. Suatu karunia yang Allah tetapkan pada makhluk-Nya, sebagaimana Ia memfirmankannya atas utusan-Nya Ibrahim ?alaihi salam; ?Dan Kami telah memberikan kepada-nya lshak dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh?.(QS. Al-Anbiya:72).  Ya, memiliki buah hati adalah suatu anugerah tersendiri bagi seorang muslim, karena ia adalah nikmat yang tidak setiap orang maupun keluarga mendapatkannya. Maka sudah selayaknya seorang muslim yang telah berkeluarga dan memiliki buah hati untuk senantiasa mensyukuri nikmat agung ini. Suatu bagian dari untaian nikmat yang tak terhitung Allah berikan pada kita, yang karenanya ayat agung ini sangat hebat terasa; ?Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan??(QS. Ar-Rahman, Allah sebutkan ayat ini lebih dari 30 kali)
Memiliki buah hati, disamping ia merupakan anugerah dan nikmat yang agung, ia juga merupakan amanah yang Allah titipkan pada kita. Selayaknya amanah, maka ia harus dijaga dan dipelihara dalam rangka misi untuk apa ia sesungguhnya diciptakan. Kalau dalam sebuah ayat Allah nyatakan misi kita hidup didunia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Maka misi seorang anak yang Allah titipkan pada kita adalah untuk menjaga dan memelihara fitrah kehambaannya untuk selalu beribadah hanya kepada-Nya semata. Itu adalah tugas dan amanah teragung yang Allah amanahkan pada kita berkaitan dengan anak-anak kita. Tugas yang dalam ayat sebelumnya dinyatakan pada Ibrahim ?alaihi salam, yakni untuk kita upayakan agar Allah menjadikan mereka orang-orang yang saleh sebagaimana Ibrahim senantiasa berusaha dan berdoa hingga Allah jadikan Ishak dan Ya?qub orang-orang saleh penerus risalah suci ayah mereka. Suatu tugas yang tidak ringan yang Allah bebankan pada setiap kita selaku kepala keluarga. Sesuatu yang karenanya pula disamping Allah sebutkan sebagai anugerah, Ia juga menyebutnya sebagai fitnah; ?Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (cobaan) bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar? (QS.at-Taghabun:15).
Al-Qur?an dalam redaksi 30 juznya adalah firman Allah yang tiada keraguan sedikitpun didalamnya. Berpegang teguh padanya adalah kunci kesuksesan hidup kita dalam apapun episodenya, termasuk dalam episode besar dalam hidup yakni berrumah tangga. Dalam realita hidup yang ada dihadapan kita saat ini, terhampar pemandangan yang tak sedap dipandang terkait fenomena rumah tangga. Ketidakharmonisan hubungan antara suami dan istri menjadi rahasia umum yang terjadi di banyak kehidupan rumah tangga, tidak sedikit pula yang mengakibatkan keretakan yang berujung pada perceraian. Jika kondisi umum rumah tangga yang terjadi adalah fenomena-fenomena semacam ini, maka apalagi yang bisa diharapkan dari bangunan sosial masyarakat manakala keluarga-keluarga yang ada sebagai satuan terkecilnya dilanda keguncangan. Inilah yang menjadi faktor utama generasi muda kita saat ini yang penuh dengan problematika. Semuanya bermula dari keluarga. Kebaikan akhlak seorang anak datang dari kebaikan pengajaran dari keluarganya. Demikan juga keburukannya, adalah efek yang datang dari keadaan dalam keluarga. Maka al-Qur?an memberikan rumus yang jelas dan tegas tentang kehidupan berkeluarga ini. Pedoman umum hingga khusus, semuanya di atur dalam kitab suci al-Qur?an dan dalam hadits rasul-Nya yang mulia.
Al-qur?an memberikan pandangan yang jelas sejelas matahari yang bersinar di tengah hari terhadap praktik berrumah tangga. Dari mulai tujuan dalam pernikahan, cara, kriteria pasangan yang ingin dinikahi, gambaran rumah tangga ideal, maupun segi-segi lain dalam hubungan pernikahan, segalanya diberikan rumusan detailnya, semacam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tekhnis dalam suatu tata aturan organisasi atau buku petunjuk manual pengoperasian alat tekhnologi tertentu. Kita tinggal menjalankannya berdasarkan apa yang tercantum didalamnya, semudah itu. Namun kemudahan itu tidak difahami oleh sebagian besar umat manusia yang hidup terutama dizaman ini. Mereka menjalani setiap episode hidup mereka dengan tanpa pedoman dan panduan, dan menjalankan episode kehidupan itu berdasar naluri semata. Dalam konteks pernikahan, banyak diantara pasangan suami istri tidak memiliki konsep yang benar dalam pernikahan mereka. Banyak diantara mereka yang hanya memahami bahwa pernikahan hanya sekedar tugas perkembangan yang harus dilalui tanpa bekal hakikat ilmunya. Padahal sudah menjadi suatu kebenaran umum bahwa untuk melakukan sesuatu harus diketahui dulu akan sesuatu yang akan dilakukan itu. Bukan hanya untuk diketahui secara sepintas, tapi mendalami sedalam hakikat yang bisa kita gali dari sesuatu itu. Dan hakikat terdalam dari sesuatu yang ada di dunia ini adalah tentang bagaimana agama mengatur tentangnya. Karena hanya agama yang mampu menjawab dan menjelaskan segala pertanyaan yang ada dalam benak umat manusia dengan tujuan akhir kebaikan dan kebahagiaan bagi manusia itu sendiri.
Maka al-Qur?an adalah pula kitab tentang pernikahan dan kehidupan berumah tangga. Di dalamnya dijelaskan rahasia-rahasia kebahagiaannya. Padanya didapatkan rumus-rumus penyelesaian dari persoalan yang muncul, apapun itu. Jika kehidupan adalah kumpulan soal dalam ujian, maka al-Qur?an adalah kunci jawabannya. Jika kita memilikinya, sudah pasti kehidupan yang kita jalani akan dinilai sempurna, oleh Allah Azza wa Jalla Rabb yang Maha Benar dalam penilaiannya. (Abu Usamah)




reff : http://bang-utray.blogspot.com/2011/08/istri-dan-buah-hati-anugerah-sekaligus.html


Video yang berkaitan dengan ISTRI DAN BUAH HATI, ANUGERAH SEKALIGUS AMANAH YANG HARUS DI JAGA


Related Post

Previous
Next Post »