SOSIOLOGI
KEHIDUPAN REMAJA ZAMAN DULU DAN ZAMAN SEKARANG
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama : D. Lusyana Tampubolon
Nim : 3133321031
Kelas : Ekstensi A
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan remaja zaman dulu dan zaman sekarang yang kita ketahui sangat jauh berbeda. Pengaruh lingkungan hingga sosialisasi menyebabkan remaja zaman dulu memiliki perbedaaan dengan remaja zaman sekarang. Perbedaan tersebut sangat jelas terlihat mulai dari makanan, pekerjaan, gaya hidup, percintaan, permainan, teknologi, fashion, bahasa, sosialisasi, dll. Dan perbedaan itu juga terlihat dari adanya kebudayaan remaja zaman dulu dan zaman sekarang. Selain perbedaan, ada juga hal yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui apakah kehidupan remaja zaman dulu dengan zaman sekarang memiliki kesamaaan, itulah yang disebut dengan persamaan remaja zaman dulu dan zaman sekarang. Bahkan kita juga akan mengetahui karakteristik remaja zaman dulu dan zaman sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kehidupan remaja zaman dulu dan zaman sekarang?
2. Apa persamaan dan perbedaan antara remaja zaman dulu dan zaman sekarang?
3. Bagaimana kebudayaan remaja zaman dulu dan remaja sekarang?
4. Apa saja karakteristik remaja zaman dulu dan zaman sekarang?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui kehidupan remaja zaman dulu dan zaman sekarang.
2. Mengetahui persamaan dan perbedaan anatar remaja zaman dulu dan remaja zaman sekarang.
3. Mengetahui kebudayaan remaja zaman dulu dan zaman sekarang sehingga terlihat perbedaannya.
4. Mengetahui karakteristik remaja zaman dulu dan zaman sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehidupan Remaja Zaman Dulu dan Zaman Sekarang
v Masa remaja mengalami rentang waktu sekitar 10 tahun, yang terbagi dalam tiga fase berikut ini:
1. Remaja awal (10-13 tahun).
2. Remaja tengah (14-17 tahun).
3. Remaja akhir (18-21 tahun).
Dalam sebuah survei terhadap 27.000 orang yang berusia 12 -- 19 tahun
dari seluruh dunia, ditemukan bahwa generasi remaja masa kini dicirikan oleh beberapa hal:
1. Sangat berpusat pada diri sendiri dan ingin memuaskan keinginannya tanpa pikir panjang. Mereka terbiasa dengan musik keras, tato, dll. Mereka kurang dalam hal kepemimpinan, inisiatif, motivasi, dan komitmen. Bunuh diri yang banyak terjadi pada generasi ini menjadialasan yang diambil saat mereka mengalami situasi sulit.
2. Mereka percaya bahwa kesuksesan tergantung pada diri mereka sendiri. Mencari kerja yang baik menjadi prioritas mereka.
3. Dalam kehidupan yang sangat sulit, mereka merindukan keluarga sebagai tempat menghadapi kesulitan hidup.
4. Mereka membutuhkan identifikasi pada kebutuhan pasar, seperti memakai sepatu atlet terkenal, minum Coca-Cola, dll..
5. Remaja sekarang terbiasa berbelanja. Mereka membeli barang yang mereka inginkan, bukan yang dibutuhkan. Ironisnya, contoh ini mereka dapatkan dari orang tua dan pengaruh iklan yang luar biasa.
6. Mereka sangat senang melakukan perjalanan dan petualangan, termasuk menjelajah lewat internet.
7. Mereka senang mengoleksi CD, menonton televisi, "chatting", dll.. Akhirnya, kecanduan media. Di sisi lain, mereka adalah generasi yang sangat rindu untuk bisahidup senang dan bahagia.
v Menjembatani Gap
Salah satu penyebab utama konflik orang tua dan remaja adalah adanya perbedaan antargenerasi. Perbedaan ini melibatkan kepercayaan, emosi, dan pilihan-pilihan dalam hidup. Hal-hal ini telah menghasilkan salah pengertian, ketegangan, dan konflik antaranggota keluarga. Konflik dapat muncul dari segala macam isu. Mulai masalah memutuskan hal keuangan, memilih baju, model rambut, rekreasi, hal-hal religius, musik, makanan, atau masalah moral.
Untuk mengatasi gap ini, ada tiga hal yang perlu kita lakukan.
1. Memahami remaja. Kita belajar memberikan toleransi kepada remaja yang berbeda dengan kita, termasuk menerima dan memahami perbedaan pandangan.
2. Menerima remaja apa adanya.
3. Memaafkan remaja dengan cara selalu memberinya kesempatan kedua.
B. Persamaan Remaja Zaman Dulu dan Zaman Sekarang
1. Perubahan Fisik dan Mental
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, yang dicirikan dengan
Penambahan berat, perubahan konfigurasi anggota-anggota tubuh (mulai serasi dan pas), mematangnya organ-organ reproduksi, dan tumbuhnya tanda-tanda seksual sekunder seperti kumis dan jenggot pada pria, dan buah dada pada wanita.
Perubahan-perubahan hormonal ini diiringi dengan bertambahnya kepekaan perasaan remaja (lebih moody), meningginya rasa tertarik pada lawan jenis, dan meningkatnya level agresi (ingin atau senang berkelahi).
Remaja putri yang matang lebih awal akan mengalami stres yang bertambah. Kalau dia terlihat gemuk, akan mengundang komentar dari teman-temannya dan mengganggu dirinya. Akibatnya, dia cenderung bergaul dengan kawan yang berusia di atasnya. Hal ini memperbesar kemungkinan ia akan merokok, minum alkohol, menggunakan obat terlarang, dan terlibat hubungan seks. Ia juga sering menghadapi konflik dengan orang tua. Hal ini membuatnya enggan bertanya pada orang tua. Pada masa ini, teman prianya mulai tertarik padanya. Padahal, ia belum siap menghadapi tekanan-tekanan ini.
Ada bukti, pada masa ini mereka cenderung mengalami gangguan psikologis yang lebih banyak dibandingkan dengan remaja putri yang matang sesuai usianya, misalnya gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan makan (semuanya tergolong gangguan internal).
2. Kebutuhan untuk Diterima
Teman sebaya merupakan sumber harga diri terbesar bagi seorang remaja.
Itulah sebabnya, mereka mudah terjebak pada teman. Misalnya, seorang anak yang alim di rumah atau rajin sekolah minggu terjebak minum dengan temannya, bahkan ke pelacuran. Karena itu, nilai iman yang ditanamkan sejak dini dapat mencegah dia terjerumus lebih dalam.
3. Berpikir Logis
Umumnya, remaja lebih mampu mengemukakan alasan untuk berargumentasi dengan orang tua karena mereka sudah bisa berpikir secara abstrak. Pertumbuhan intelektual yang cepat dan banyaknya informasi yang mereka terima, membuat anak remaja merasa diri lebih benar daripada orang tuanya.
4. Senang dengan Teman Sebaya
Remaja juga semakin dekat dengan teman sebayanya dan lebih mementingkan mereka. Mereka membangun persetujuan bersama yang sangat mereka pegang (pakaian, rambut, musik, dll.). Akibatnya, mereka lebih senang dengan orang yang menyetujui ide mereka.
5. Menguji Nilai, Nasihat, dan Iman Orang Tua
Mereka sangat bergumul dengan nilai-nilai orang tua mereka yang dianggap ortodoks. Orang tua yang bijak akan berusaha menjelaskan iman pribadinya tanpa sikap otoriter, kemudian mendorong anaknya untuk mencari dan memiliki keyakinan pribadi. Orang tua juga perlu memberikan kesempatan lewat dialog yang terus-menerus, agar iman dan sikap terhadap nilai-nilai yang benar terbentuk dalam diri anak. Tujuan orang tua bukanlah memberikan jawaban yang mudah, melainkan menguatkan anak untuk mencari jalan hidup mereka tanpa didikte.
C. Perbedaan Remaja Dulu dan Zaman Sekarang
Waktu berputar, tahun berganti, zamanpun berubah. Tidak ada yang abadi di dunia ini, setiap perubahan akan membawa dampak perubahan pada bidang lain. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Dahulu begini, sekarang begitu, kalau dulu ini, sekarang itu. Perbedaan zaman membuat banyak perbedaanyang terjadi pada kehidupan generasi muda. Tidak mungkin kita menyamakan generasi muda zaman dahulu dan sekarang karena kondisinya saja sudah berbeda.
1. Makanan
Tidak ada makanan rekayasa genetika,tanpa bahan kimia, tidak ada pertanian intensif, tidak perlu label ?Organik?. Makanan abad pertengahan lebih baik dari apa yang kita miliki saat ini, bahkan pernyataan di atas baru sedikit dari sebagian pernyataan yang lain. Makanan abad pertengahan ini tidak di hias dan penampilannya itu, orang-orang pertengahan abad ini mau memakan makananan hampir dua potong roti setiap hari, 8 oz daging atau ikan dengan ukuran seperti steak lalu di sertai dengan sayuran kacang, lobak, wortel, tiga pint bir. Di banding zaman sekarang kalorinya sekitar 2.700 kalori per hari sedangkan zaman dulu sekitar 3.500 sampai 4.000 kalori per hari .
2. Pekerjaan
Kalau zaman dulu tidak ada masalah dengan yang namanya pengangguran tidak seperti zaman sekarang,kalau seorang buruh dapat mengolah tanah . Kalau ada ahli dagang maka dapat pekerja menjalankan toko,dan begitu juga dengan berburu . Kapasitas zaman dulu kebanyakan laki-laki yang melakukan pekerjaan,jika ada yang tidak bisa bekerja biasanya cacat atau sakit maka orang itu dijaga oleh biarawati sukarela dan rahib atau keluarga sendiri yang merawat dengan keadaan memiliki cukup dana .
3. Gaya Hidup
Gaya hidup zaman dulu lebih baik maksudnya lebih sehat dan mudah, jika menjadi bangsawan makanannya makanan sehat, lezat dan bergizi sepanjang waktu dan akan di sibuki dengan kegiatan yang sangat banyak. Jika menjadi buruh maka akan bekerja selama bulan musim panas dan musim dingin untuk menunggu dan menikmati hasil panen setelah membayar pajak untuk pemilik tanah itu. Persyaratan sebagai seorang buruh diantaranya : membayar sepersepuluh hasil panen (gandum), melakukan beberapa pekerjaan aneh dengan kebalikannya bisa melakukan apa saja untuk ke inginan sendiri dengan tanah itu, menjamin tanah harus perlidungan dari penjahat dan menyediakan bahan makanan pada saat kelaparan. Akan menjadi sangat kaya apabila buruh tersebut melakukan dengan bijak dengan tanah lahan tersebut .
4. Kejahatan
Yang melakukan kejahatan akan di adili dan di eksekusi, yang melakukan kejahatan kecil di permalukan di depan publik atau di denda. Kalau di zaman sekarang kejahatan kecil di penjara sesuai dengan undang-undang hukum zaman sekarang .
5. Uang
Pada abad pertengahan uang itu adalah uang maka kalau memiliki emas maka memiliki emas. Ekonomi zaman dulu di dasari pada produksi di gantikan dengan ekonomi yang di dasari pada sebuah banyak emas raja yang di keluarkan ke public.
6. Keindahan
Kelangsungan hidup banyak dari mereka karya seni yang mengajarkan kita banyak tentang sejarah permadani atau lukisan . Jika tidak memiliki akses ini,maka anda bisa melihat beberapa karya seni yang luar biasa dalam busana liturgis yang dikenakan oleh pendeta dalam misa setiap hari yang terbuat dari bahan tenunan dengan penambahan benang emas.
7. Percintaan
Beda jauh dengan zaman sekarang,zaman dulu di sebut dengan ksatria yang matang penuh antara usia 16 dan 20 . Ksatria bertugas atau melayani 40 hari satu tahun untuk junjungan mereka setelah itu mereka meghabiskan hari-hari di turnamen .
8. Permainan
Senang bermain digital online? Rasanya kamu akan betah berjam-jam menatap layar computer untuk melakukan games online, bahkan dengan pemain yang tidak kamu kenal di belahan dunia lain. Games online memang mengasyikkan, mengasah kita untuk bertindak cepat.
Namun bila tidak dilakukan dengan bijak, akan membuat kamu ketagihan dan melupakan berbagai hal seperti pekerjaan rumah atau tugas kuliah. Bandingkan dengan zaman dahulu permainan di dominasi permainan fisik secara nyata seperti petak umpet, gobak sodor, atau lompat karet. Semua permainan tersebut melatih keterampilan, kerja sama, dan kecerdasan.
Keduanya sama-sama bermain, namun teknologi mengubah permainan menjadi lebih canggih. Bila generasi sekarang lebih pintar karena teknologi, generasi zaman dahulu lebih tangkas.
9. Teknologi
Teknologi memegang peranan penting dalam perubahan generasi dahulu dan sekarang. Generasi sekarang sangat dimanjakan oleh teknologi, semua menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi. Ingin mengerjakan PR dari sekolah? Tugas kuliah? Atau presentasi dari bos di kantor? Teknologi akan membantu dengan sangat mudah, internet siap dipakai kapan pun.
Telepon tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi biasa, namun berubah menjadi sumber informasi, ajang eksistensi diri, bahkan sebagai hiburan. Bila mengenal televisi, maka generasi kini mengenal berbagai tekonologi mulai dari smartphone sampai tablet. Tidak gaul rasanya bila tidak menenteng teknologi tinggi ini ke mana-mana.
Generasi sekarang jelas lebih pintar secara teknologi namun mereka pun memiliki tantangan sendiri untuk belajar dewasa memilih teknologi agar digunakan untuk kebaikan. Tidak setiap informasi yang diperoleh dari teknologi baik dan sesuai norma. Disinilah tantangan generasi sekarang dalam menyikapi teknologi.
10. Fashion
Generasi zaman dahulu cenderung tidak neko-neko dalam berpakaian, apa yang diberikan orang tua itulah yang dipakai. Namun generasi kini lebih menunjukkan kreativitas dan berani dalam berbusana. Banyak pilihan fashion yang modis namun tetap syar?I dan mengikuti adat timur.
Hal ini dikarenakan lebih terbukanya dalam bergaul dengan kultur lain. Berbagai mode lintas budaya saling bertukar dan membawa perubahan. Perubahanini jelas membawa warna sendiri dalam fashion, namun lagi-lagi generasi sekarang ditantang untuk dapat memfilter apa yang mereka lihat dan terapkan. Dunia semakin terbuka, namun akal harus tetap bijak.
11. Bahasa
Bahasa gaul tetap menjadi ciri khas generasi mudadari zaman ke zaman. Namun tampaknya generasi kini sangat kreatif dalam membuat bahasa gaul, hampir-hampir banyak yang tidak mengerti dengan bahasa generasi sekarang. Perpaduan huruf dengan angka sering mewarnai tulisan generasi sekarang dan kata-kata yang nyeleneh sering terdengar dalam obrolan. K4mu m3ng3rti, k4n? Mengerti? Ciyus? Miapah? Kamu pasti familiar dengan kalimat seperti itu, yang akan ditanggapi generasi dahulu dengan kerutan di kening.
12. Sosialisasi
Dalam bersosialisasi, generasi dahulu lebih banyak bertemu langsung. Mungkin beberapa sobat Lebaran yang masa kecilnya pada tahun 1990-an masih ingat setiap sore akan berkunjung ke rumah temannya untuk mengajak main bersama, memiliki sahabat pena, dan mengirim kartu ucapan entah itu Lebaran atau ulang tahun. Namun kini sosialisasi diakukan melalui media, bercengkrama di Twitter, mengucapkan ulang tahun di wall Facebook, atau asyik bercerita melalui BBM.
Mana yang lebih baik? Tidak dapat dikatakan generasi muda sekarang lebih baik atau lebih buruk karena setiap perubahan kembali kepada kualitas pribadi masing-masing. Perubahan yang tidak diikuti dengan akhlak, sikap bijak, dan filter yang cerdas tidak akan membawa perubahan yang lebih baik, bila diikuti dengan kecerdasan, mental yang kuat, dan tetap santun, maka dipastikan kamu akan menjadi generasi muda yang kritis, berprestasi dan membanggakan. Tidak mudah memang menghadapi arus globalisasi dan teknologi yang menjamur, namun be good next generation all! Jangan skeptis terhadap perubahan, namun jangan pula mau terbawa arus.
13. Mengenali Kekerasan
Banyak kekerasan diberitakan di media bioskop, film, TV, lagu, novel, cergam, dll.. Anak remaja menyukai film laga yang penuh dengan kekerasan. Mereka tidak menyadari dampak langsung dan tidak langsung dari media karena dampak tersebut sudah terlalu biasa bagi mereka. Tidak jarang, mereka justru melihat langsung perkelahian antarsekolah/remaja. Jadi, tidaklah mengherankan jika semakin banyak anak remaja yang terlibat dalam tindak kekerasan dan pembunuhan.
14. Keluarga yang Retak
Sebanyak 4 dari 10 remaja Amerika (39 persen) hidup atau tinggal hanya dengan 1 orang tua saja. Dan, 8 dari 10 kasus ini, yang absen adalah ayah. Kaum sosiologis berkata, "Belum pernah keluarga begitu berubah. Semakin banyak wanita karier, orang tua tunggal, kawin cerai, pasangan tanpa anak, `kumpul kebo`, dan `pasangan homo` yang mengangkat anak."
Keluarga masa kini sudah jarang hidup dalam keluarga batih ("extended family"), tetapi hanya pada keluarga inti. Di samping itu, keluarga makin jauh dengan tetangganya. Dulu, remaja kita bisa mengandalkan tetangga, gereja, atau keluarga batihnya. Namun sekarang, itu tidak bisa dilakukan lagi.
15. Pengertian dan Informasi Tentang Seks
Remaja masa kini tumbuh dalam sebuah dunia tanpa aturan seks. Bioskop, media cetak, TV, dan musik cenderung mengidentikkan seks dengan cinta. Media melukiskan seks sebagai bagian terpenting dari pacaran yang baik.
Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika semakin banyak remaja yang sangat aktif dalam melakukan hubungan seks. Remaja yang tidak aktif dalam melakukan aktivitas seksual malah menjadi bingung dan bertanya-tanya, "Apakah aku normal, ada apa dengan diriku?", "Apakah aku ada kekurangan yang penting?" Di pihak lain, dalam diri mereka yang aktif melakukan seks di luar pernikahan timbul perasaan bersalah.
Rata-rata anak remaja jaman sekarang itu ingin bergaul dengan siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, sehingga ia terjerumus kedalam pergaulan itu, yang paling gampang itu biasanya bagi para laki-laki itu salah satunya adalah ?ROKOK?, karena mudah di dapat dan kebanyakan orang laki-laki yang suka berkupul di sauatu tempat menghisap rokok. Lalu bagi para perempuan biasanya ia tidak mau gengsi terhadap lawan jenis atau teman yang di anggap saingannya, ia ingin tampil di depan lelaki untuk menarik perhatian, sehingga terlewat batas dan di lihat oleh orang dengan negative, gengsi dengan teman sejenis biasanya dari barang barang yang di pakainya, dia tidak ingin kalah oleh temannya itu sehingga menjadi saingan / saling memamer.
16. Nilai-Nilai Moral dan Agama
Pada masa ini, kehidupan moral dan agama sudah bukan lagi hal penting. Remaja semakin sulit mendefinisikan moral dan agama. Dulu, remaja mudah membedakan mana bermoral dan yang tidak. Sekarang, batasannya sangat tipis.
Bermoral atau tidak bukan lagi didasarkan pada Kitab Suci, melainkan pada pendapat orang lain. Remaja tumbuh pada nilai-nilai moral dan nilai kesucian. Mereka menganggap baik kalau kebanyakan temannya juga mengatakan bahwa itu baik. Jadi, nilai moral dan nilai baik sangat relatif.
D. Karakteristik Remaja Zaman Dulu dan Zaman Sekarang
1. Anak-anak dulu hanya bisa pegang dan hisap ?Permen? berbentuk ?Rokok? sedangkan anak-anak sekarang sudah hebat pegang dan hisap ?Rokok?.
2. Anak-anak dulu takut sama yang namanya ?Jarum Suntik? sedangkan anak-anak sekarang sudah bisa ?Nyuntik? sendiri (Narkoba).
3. Anak-anak dulu pintar menyanyikan ?Lagu Anak-Anak? sedangkan anak-anak sekarang lebih memilih menyanyikan ?Lagu Percintaan?.
4. Anak-anak dulu hnaya nonton ?Film Unyil? sedangkan anak-anak sekarang tontonannya ?Film Sinetron yang Tidak Menadidik?.
5. Anak-anak dulu ?Nonton BF? ngunmpet-ngumpet sedangkan anak-anak sekarang terang-terangan buat ?Film BF?.
6. Anak-anak dulu sangat ?Tabu Membicarakan? sex sedangkan anak-anak sekarang sangat ?Hebat Melakukan? sex.
7. Anak-anak dulu ?Mengerti Arti Pacaran? saat minimal SMP kelas 1 sedangkan anak-anak sekarang ?Sudah Bisa Pacaran? sejak SD kelas 1.
8. Anak-anak dulu menjadikan anak perempuan sebagai ?Teman Sepermainan? sedangkan anak-anak sekarang anak perempuan sebagai ?Korban Pemerkosaan?.
9. Anak-anak dulu habis berkelahi kemudian ?Berdamai? sedangkan anak-anak sekarang habis berkelahi kemudian ?Membunuh?.
10. Anak-anak dulu ?Takut? sama ?Guru? sedangkan anak-anak sekarang ?Ditakuti? sama ?Guru?.
11. Anak-anak dulu hanya bisa ?Diam? ketika dimarahi oleh orangtuanya sedangkan anak-anak sekarang bisanya ?Melawan dan Tak Segan Menganiaya? Orangtuanya.
12. Anak-anak dulu hanya bisa ?Gigit Jari? bila permintaannya tidak dituruti sedangkan anak-anak sekarang akan ?Mengamuk? apabila permintaannya tidak dituruti.
13. Anak-anak dulu akan ?Menagadu? kepada orangtua bila ada masalah berat sedangkan anak-anak sekarang ?Memilih Jalan Pintas atau Bunuh Diri? hanya karena masalah kecil.
14. Anak-anak dulu ?Suka Malu-Malu? sedangkan anak-anak sekarang ?Tidak Tahu Malu?, ?Buat Malu?, dan ?Malu-maluin?
15. Anak-anak dulu ?Menerima? bila diberikan baju model apa saja dari orangtua sedangkan anak-anak sekarang ?Suka Mengkritik? model baju yang orangtua berikan.
16. Anak-anak dulu selalu mengucapkan ?Terima Kasih? bila diberi sesuatu sedangkan anak-anak sekarang ?Tidak Tahu Terima Kasih? terhadap apapun yang telah diberikan.
E. Kebudayaan Remaja Zaman Dulu
Pada masa orang tua kita dulu, mereka diajari bagaimana bersikap dan bertutur kata. Seperti kebiasaan mencium tangan kepada orang yang lebih tua umurnya. Hal seperti ini sering diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Sampai sekarang pun masih banyak orang tua yang mengajarkan sopan santun, adapt istiadat serta tata cara bersikap yang baik. Hal-hal seperti ini akan berdampak positif bagi para remaja, seperti berikut :
1. Tumbuhnya rasa hormat terhadap pada orang yang lebih tua dan kepada sesama remaja yang lainnya.
- Menjadikan remaja lebih maju dalam berpikir dan dapat bersikap lebih dewasa karena dari kebiasaan menghormati orang lain maka para remaja bisa bersikap lebih dewasa dalam berpikir.
F. Kebudayaan Remaja Zaman Sekarang
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda, internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone, apalagi sekarang ini mulai muncul handphone yang bertekhnologi tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi kita lihat alat musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan handphone tersebut.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki jati diri?
Seperti contohnya pada kasus kecanduan Facebook atau FB. Dampak negatif facebook semakin hari semakin terasa, meski pun para facebookers banyak yang tidak menyadari akan pengaruh negati facebook ini. Mungkin karena sudah kecanduan dengan yang namanya facebook. Tapi justru inilah yang berbahaya, yang tidak disadari. Buat para remaja dan pelajar serta anak anak, kamu harus tahu apa saja dampak negatif dari facebook ini. Karena pengguna facebook di dominasi oleh para remaja usia 14-24 tahun sebanyak 61,1%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan masyarakat terlihat jelas bagaimana persamaan dan perbedaan remaja zaman dulu dan zaman sekarang yang dilihat dari faktor lingkungan dan faktor sosialisasi. Perbedaan dapat dilihat juga dari kebudayaan antara remaja zaman dulu dan zaman sekarang. Oleh karena itu, kita juga perlu tahu bagaimana karakteristik remaja zaman dulu dan zaman sekarang sehingga terlihat jelas perbedaannya. Melalui karakteristik tersebut, kita dapat mengetahui bahwa remaja zaman dulu memiliki ciri khas yang berbeda dengan remaja zaman sekarang. Agar mahasiswa dapat mengerti bahwa ada karakteristik yang baik dari remaja zaman dulu yang dapat ditiru.
B. Saran
- Marilah kita sebagai mahasiswa yang baik kita diharpkan untuk bisa meniru hal-hal baik dari kehidupan remaja zaman dulu.
- Perlu adanya kesadaran dari masing-masing pribadi agar kehidupan kita lebih layak untuk dipandang orang baik melalui perkataan, sikap, maupun perbuatan,
reff : http://dlusyanatampubolon.blogspot.com/2013/12/kehidupan-remaja-zaman-sekarang-dan.html
EmoticonEmoticon