He he jumpa lagi dengan saya dengan sobat semua, apa kabarnya nih sobat semua ? sehat dan bahagian bukan ?. Kita akan mencoba mengupas masalah HUKUM COULOMB."
Source : http://dhila-blog.blogspot.com/2010/04/hukum-coulomb.html
Dua muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan yang tidak sejenis tarik-menarik. Ini berarti antara dua muatan terjadi gaya listrik. Bagaimanakan pengaruh besar muatan dan jarak antara kedua muatan terhadap besar gaya listrik ini?
Hubungan gaya listrik antara dua bola bermuatan terhadap jarak antara keduanya, pertama kali diselidikai oleh Charles Coulomb pada tahun 1785. Dalam percobaannya ia menggunakan sebuah neraca puntir. Melalui percobaannya Coulomb menyimpulkan bahwa gaya tarikatau gaya tolak berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua bola bermuatan. Atau dapat ditulis secara matematis:
F ∞1/r2
Bagaimana muatan mempengaruhi gaya listrik?
Pada awalnya Coulomb mengukur gaya tolak antara bola A dan bola B pada suatu jarak tertentu (dijaga tetap dalam percobaan). Kemudian dia membagi muatan bola A menjadi dua sehingga muatan bola A menjadi setengah muatan awalnya. Coulomb mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi setengah kali semula. Percobaan diulangi dengan membagi muatan A menjadi seperempat muatan awalnya. Dia mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi seperempat kali semula. Coulomb menarik kesimpulan bahwa aya tarik atau gaya tolak antara dua bola bermuatan sebanding dengan muatan-muatannya. Atau dapat ditulis secara matematis:
F∞q1 q2
Dengan menggabungkan kedua kesimpulan tersebut, Coulomb menyatakan hukumnya yang dikenal sebagai hukum Coulomb:
Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan.
Secara matematis:
F = k q1 q2 / r2
k = 1/4πε0
dengan:
k = 9 x 109 Nm2C-2 (dalam SI)
ε =permitivitas vakum atau udara = 8,85 x 1012 C2N-1m2
"Hubungan gaya listrik antara dua bola bermuatan terhadap jarak antara keduanya, pertama kali diselidikai oleh Charles Coulomb pada tahun 1785. Dalam percobaannya ia menggunakan sebuah neraca puntir. Melalui percobaannya Coulomb menyimpulkan bahwa gaya tarikatau gaya tolak berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua bola bermuatan. Atau dapat ditulis secara matematis:
F ∞1/r2
Bagaimana muatan mempengaruhi gaya listrik?
Pada awalnya Coulomb mengukur gaya tolak antara bola A dan bola B pada suatu jarak tertentu (dijaga tetap dalam percobaan). Kemudian dia membagi muatan bola A menjadi dua sehingga muatan bola A menjadi setengah muatan awalnya. Coulomb mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi setengah kali semula. Percobaan diulangi dengan membagi muatan A menjadi seperempat muatan awalnya. Dia mendapatkan bahwa besar gaya tolak menjadi seperempat kali semula. Coulomb menarik kesimpulan bahwa aya tarik atau gaya tolak antara dua bola bermuatan sebanding dengan muatan-muatannya. Atau dapat ditulis secara matematis:
F∞q1 q2
Dengan menggabungkan kedua kesimpulan tersebut, Coulomb menyatakan hukumnya yang dikenal sebagai hukum Coulomb:
Besar gaya tarik atau gaya tolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan.
Secara matematis:
F = k q1 q2 / r2
k = 1/4πε0
dengan:
k = 9 x 109 Nm2C-2 (dalam SI)
ε =permitivitas vakum atau udara = 8,85 x 1012 C2N-1m2
Source : http://dhila-blog.blogspot.com/2010/04/hukum-coulomb.html
Tari beradat langkah bertingkah
Kalung suasa menghias dada
Tiba saat kita berpisah
Cemerlang ditingkat jemu tiada
EmoticonEmoticon